Dinamika SMK
SMK dalam Sudut Pandangku
Suasana ujian semester ganjil di salah satu SMK swasta di Bandar Lampung, SMKS BLK Bandar Lampung
SMK yang merupakan sekolah kejuruan, memiliki peebedaan di banding sekolah umumnya. SMK yang bisa dianggap sebagai sekolah yang dapat menyalurkan hobi yang pada akhirnya output yang dicapai adalah lulusan yang dapat bekerja sesuai keahlian yang merupakan minat atau hobi, seperti : photografi, sepeda motor, mobil, dan lain - lain.
Suasana ujian di sekolah umum yang kuambil di Google.
Kalau kulihat gambar yang ada di atas dan kubandingkan dengan sekolah umum, atau SMK jurusan lain, ada perbedaan pose anak - anak tersebut. FYI, gambar di atas menceritakan tentang suasana ujian semester ganjil yang berlangsung sejak tanggal 3 - 10 Desember 2018. Lihatlah, betapa perbedaan yang mencolok terlihat. Kelas ini sih, sudah sedikit lebih baik. Kalau yang otomotif mobil atau distribusi listrik yang mayoritas laki - laki yang agak 'bandel', mereka bisa menyelesaikan ujian tanpa membaca teka soal. Bahkan, tidur sepanjang waktu ujian dan bangun saat bel ujian usai. Dan hebatnya, lembar jawaban sudah terisi semua. Entah bagaimana caranya, itupun masih misteri bagiku.
Mungkin ini terjadi karena pandang anak - anak yang berbeda terkait ujian. Mungkin juga cara guru mengajar dan caramya melihat siswa pun berbeda dengan sekolah umum. Yang pasti, perbedaan tujuan akhir pembelajaran yang membuat ini terjadi. Mungkin.
Kadang, aku mengerutkan dahi jika melihat anak yang bandel sekali, suka membantah guru, sering alpa dan bolos, dan juga hampir selalu abai dengan pelajaran di kelas, suatu ketika, bertahun kemudian bisa jadi seorang pengusaha yang lumayan sukses. Paling tidak, anak itu sudah punya rumah dan kendaraan sendiri. Padahal baru lulus SMK kurang dari 5 tahun! Sedangkan, anak yang rajin secara akademis dan manis di sekolah, terkadang masih berjuang mencari kerja atau masih bekerja dengan orang lain dengan gaji yang kecil atau masih belajar di bangku kuliah. Anak - anak manis tersebut kadang bertemu denganku dan cerita tentang sulitnya mencari kerja atau mengeluh tentang pekerjaannya. Aku jadi berpikir, rasanya kok seperti ada yang salah.
Lalu, kupikir lagi, kenapa anak - anak bisa seperti itu. Adakah yang salah dengan cara guru mendidik. Atau fasilitas sekolah yang belum mendukung bakat dan hobi anak di sekolah, hingga anak - anak terkesan tak serius. Atau cara orang tua mendidik di rumah yang belum bersinergi dengan sekolah? Ah, memikirkan ini kepalaku jadi nyut- nyutan.
SMK yang merupakan salah satu jawaban untuk menciptakan pekerja muda yang kreatif dan inovatif di abad milenia ini, kupikir harus banyak berbenah, selain terkait pose dalam menghadapi ujian, seperti : mengerjakan PR yang bertumpuk, PR yang mengatakan lulusan SMK yang belum dapat menjawab kebutuhan dunia industri atau yang menanyakan besarnya jumlah pengangguran lulusan SMK sebesar hampir 7,2 juta an di tahun 2017. Angka di atas kertas. Entahlah kenyataannya.
Meski SMK patut berbangga dengan lulusannya yang muda dan kompeten, lulusan SMK di Indonesia harus berjuang untuk meningkatkan kualitas kompetensinya agar dapat bersaing di pasar bebas. Kualitas kompetensi yang dapat menambah nilai daya juang lulusan dalam bersaing di pasar kerja.
Untungnya, program BKK (Bursa Kerja Khusus) yang membantu lulusan SMK untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan lulusan yang dibekali oleh sertifikat dari lembaga LSP yang ada di sekolah. LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) yang memberikan standar kompetensi lulusan SMK. Harapannya, kerja keras sekolah yang didukung oleh semua pihak dapat membantu lulusan SMK meraih mimpinya, langsung kerja dan hidup mandiri.
Bandar Lampung, 10 Desember 2018
Komentar
Posting Komentar