Joko
Ia bercerita
dalam doanya bahwa sungguh ia tidak pernah menyesali hidupnya. Tak mengapa ia
tak pernah lulus sekolah. Ia hanya lulus SMP karena orang tuanya tidak punya
biaya untuk menyekolahkannya pada saat itu. Kemudian ia mengikuti program Paket
C untuk mendapatkan ijazah setara SMA sambil bekerja sebagai pembantu di
keluarga Bapak Dian dan Ibu Retno yang tinggal di pinggiran kota Jakarta,
Bekasi. Di sana juga ia bertemu dengan Joko dan merajut kasih hingga akhirnya menikah
di usia 19 tahun. Pernikahan mereka dikaruniai dua orang putra dan dua orang
putri yang sehat dan cerdas. Mereka hidup dengan tenang di sebuah kontrakan
kecil di kota kecil yang nyaman, Guwek. Ia dan Joko memulai usaha dagang sambil
tetap bekerja sebagai pembantu di keluarga bu Retno yang juga memberi modal
usaha pada mereka. Bahkan keluarga tersebut mengakomodasi agar ia dan Joko
dapat tetap berdagang dan menjaga putra-putri mereka dengan memberi tugas pada
mereka secara bergantian.
Komentar
Posting Komentar