Sebentar Lagi
Matahari masih belum bersinar. Angin bertiup lembut
menyentuh kulitku seolah menyapaku. Aku melirik jam di lengan kiriku yang
menunjukkkan angka 5 dan menghembuskan
nafasku. Sebentar lagi, bisikku pada diriku sendiri. Ya, sebentar lagi aku bisa
melihatmu lagi meski hanya sesaat. Angin bertiup dengan dinginnya menyebabkan
tubuhku menggigil. Aku merapatkan jaketku
dan menggoso-gookkan ke dua telapak tanganku. Dingin serasa menusuk sampai ke tulang. Aku memandang langit yang seolah berbisik bahwa hujan kan turun. Sebentar lagi. Sesaat aku merasa bayangan orang yang kucari dan kutunggu selama ini. Hatiku berdebar. Tanganku serasa dingiin. Bukan karena dinginnya angin, tapi dia. Kuingat senyumnya yang hangat yang kuyakin akan menghangatkan tubuh dan hatiku, juga tanganku. Aku tersenyum. Tanganku berusaha menggapai dedaunan yang menutupi pandanganku. Kulihat bayanganmu mendekat. Sungguh, hatiku tak kuat. Perlahan, aku menyandarkan tubuhku di pohon yang tak kusadari ada di sampingku. Perlahan, aku menarik napasku dan menghembuskannya. Ah, dada ini pun terasa penuh. Udara yang kuhirup saat ini pun dekat dengan udara yang kamu hirup. Bibirku tak henti tersenyum. Mataku terpejam. Aku bisa merasakan bayangmu yang kian mendekat denganku. Beberapa detik lagi kamu akan ada di hadapanku. Akankah kamu mengenalku? Akankah kamu bisa melihatku? Sebentar lagi. Sebentar lagi aku akan tahu.
Komentar
Posting Komentar