Puisi Bumi Pilu
Bumi Pilu
Bumi merenung
Kau tersenyum dan berbisik
'Bagaimana bisa aku tahu, jika mata ku buta dan telinga ku tuli?
Aku pun tak bisa rasakan angin yang berhembus,
Aku mati rasa, katamu lagi
Lalu, aku memandangmu dan berbisik lagi
Jadi, bagaimana kamu bisa mengerti yang kukatakan?
Kau tersenyum, dan berkata
Benarlah mataku buta, dan telingaku pun tuli. Bahkan, indraku pun mati rasa
Tapi, hatiku seterang matahari
Hingga ku dapat melihat dan mengerti dirimu
Sepanas api yang membakar diriku
Hingga dingin malam tak terasa
Membakar rasa marah jadi doa
Pada-Mu agar ku jadi lebih dekat
Mengingat angin yang pernah meniup lembut kulitku
Hingga ku bersyukur
Yoharisna
Bandar Lampung, 29 Maret 2019
Komentar
Posting Komentar