Bumi Terbakar di Langit Merah Putih
Langit memerah dalam gemetarnya pepohonan yang jadi lautan api
Asap menyerbu ruang pandang bagi akar rumput yang kini mulai meranggas
Kabut yang menyelimuti alam, menyiksa bagiku dan kamu, sang pengelana
Menatap lekat pada para pembawa api, pimpinan api, angin dan tanah
(24 September 2019)
Asap menyerbu ruang pandang bagi akar rumput yang kini mulai meranggas
Kabut yang menyelimuti alam, menyiksa bagiku dan kamu, sang pengelana
Menatap lekat pada para pembawa api, pimpinan api, angin dan tanah
(24 September 2019)
Panas, debu, keringat dan lapar tak mengurungkan niat para pendemo yang berusaha menyuarakan aspirasi rakyat. Menolak RKUHP yang dianggap bermasalah. Tidak demokratis. Bahkan pukul 18.35 menurut berita yang kubaca, pedemo masih berkumpul di depan JCC (Jakarta Convention Center). Panas yang berganti dengan dinginnya malam. Debu, keringat dan rasa lapar telah menempel di kulit. Melekatkan rasa semangat memperjuangkan hak rakyat. Demi perbaikan. Perubahan. Gerakan damai.
Gerakan turun ke jalan ini bukan hanya terjadi di Jakarta saja. Hampir semua mahasiswa di daerah pun melakukannya, termasuk mahasiswa di kota tempat tinggalku Bandar Lampung. Rasa kritis dan cinta pada Indonesia membawa para pemuda Indonesia berjuang dengan bicara lantang. Berusaha agar didengarkan.
Rasa cinta pada Indonesia membawa pemuda Indonesia menolak pasal RKUHP yang tak sesuai. Menurut Presiden Jokowi, ada 14 pasal yang masih dianggap belum sesuai.
Komentar
Posting Komentar