Pengetahuan tentang Anatomi Otak
Pengetahuan terhadap anatomi otak manusia mengantar kita untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul di diri kita tentangnya. Pertanyaan yang menghasilkan jawaban yang dipikirkan otak manusia memunculkan pertanyaan baru. Membentuk perubahan dalam proses penelitian yang tujuannya untuk perbaikan dan pengembangan buat peradaban manusia yang lebih baik. Dengan mengenal otak manusia diharapkan peradaban yang sempurna yang dicapai membawa kebahagiaan dan kedamaian di muka bumi ini.
Ketakutan dan kecemasan atas jawaban pertanyaan pengetahuan yang dimiliki manusia, seperti pada penyakit dan kematian otak yang mengakibatkan manusia terus bekerja keras mencari jawaban yang sekarang pun masih dicari jawabnya.
Pembahasan terkait dengan otak manusia yang berevolusi seiring dengan tengkoraknya pernah dibandingkan dengan kerabat terdekatnya, kera besar (simpanse).
Ukuran otak manusia yang tiga kali lebih besar dengan kerabatnya ini diteliti oleh peneliti Universitas Zurich. Ia menyatakan bahwa otak dan tengkorak manusia terus mengalami perubahan evolusi. Hanya saja, Alatorre Warren menyampaikan bahwa dalam proses evolusi keduanya, otak dan tengkorak terpisah atau sendiri-sendiri dalam prosesnya. Artinya perubahan struktur tulang tengkorak tidak mempengaruhi otak.
Hubungan spatial antara otak dan struktur cranial
Jose Luis Alatorre Warren, peneliti di Departemen Antropologi Universitas Zurich, menjawab pertanyaan ini dengan menggunakan computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) data dari manusia dan simpanse. Penggabungan data CT dan MRI dapat mengidentifikasikan hubungan spatial antara struktur otak gyri (convolusion) yang rumit dan sulci (furrow) di satu bagian, dan struktur cranial seperti tulang sutures di bagian lain. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik otak dan struktur tulang tengkorak manusia terlihat jelas dibanding simpanse.
Selanjutnya, bipedalisme, yang ada hubungannya dengan perubahan struktur otak dan tugas cognitive kompleks bahasa, kognitif sosial dan manual dexterity berkembang secara signifikan dalam proses evolusi manusia. Ini terlihat sebagai pergeseran batas neuroanatomical pada bagian depan otak. Pergeseran ini tak mempengaruhi struktur tulang dari tengkorak. Perubahan ini secara garis besar merefleksikan adaptasi yang berjalan tegak dengan dua kaki, atau bipedalism.
Referensi penelitian lanjutan
Otak yang mengikuti jejak evolusinya, mengapung bebas di tengkorak, jelas Warren. Jadi, ukuran dan posisi tengkorak tidak dapat dijadikan untuk menarik kesimpulan tentang perubahan evolusi otak manusia.
Sumber
Sciencedaily.com
Ketakutan dan kecemasan atas jawaban pertanyaan pengetahuan yang dimiliki manusia, seperti pada penyakit dan kematian otak yang mengakibatkan manusia terus bekerja keras mencari jawaban yang sekarang pun masih dicari jawabnya.
Pembahasan terkait dengan otak manusia yang berevolusi seiring dengan tengkoraknya pernah dibandingkan dengan kerabat terdekatnya, kera besar (simpanse).
Ukuran otak manusia yang tiga kali lebih besar dengan kerabatnya ini diteliti oleh peneliti Universitas Zurich. Ia menyatakan bahwa otak dan tengkorak manusia terus mengalami perubahan evolusi. Hanya saja, Alatorre Warren menyampaikan bahwa dalam proses evolusi keduanya, otak dan tengkorak terpisah atau sendiri-sendiri dalam prosesnya. Artinya perubahan struktur tulang tengkorak tidak mempengaruhi otak.
Hubungan spatial antara otak dan struktur cranial
Jose Luis Alatorre Warren, peneliti di Departemen Antropologi Universitas Zurich, menjawab pertanyaan ini dengan menggunakan computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) data dari manusia dan simpanse. Penggabungan data CT dan MRI dapat mengidentifikasikan hubungan spatial antara struktur otak gyri (convolusion) yang rumit dan sulci (furrow) di satu bagian, dan struktur cranial seperti tulang sutures di bagian lain. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik otak dan struktur tulang tengkorak manusia terlihat jelas dibanding simpanse.
Selanjutnya, bipedalisme, yang ada hubungannya dengan perubahan struktur otak dan tugas cognitive kompleks bahasa, kognitif sosial dan manual dexterity berkembang secara signifikan dalam proses evolusi manusia. Ini terlihat sebagai pergeseran batas neuroanatomical pada bagian depan otak. Pergeseran ini tak mempengaruhi struktur tulang dari tengkorak. Perubahan ini secara garis besar merefleksikan adaptasi yang berjalan tegak dengan dua kaki, atau bipedalism.
Referensi penelitian lanjutan
Otak yang mengikuti jejak evolusinya, mengapung bebas di tengkorak, jelas Warren. Jadi, ukuran dan posisi tengkorak tidak dapat dijadikan untuk menarik kesimpulan tentang perubahan evolusi otak manusia.
Sumber
Sciencedaily.com
Wah kereeennn maksih info nya ka
BalasHapusMakasih kembali kak
Hapusilmu baru nih..makasih ya mb
BalasHapusSama - sama Kak
HapusMba Yoharisna selalu menyajikan tulisan-tulisan yang bersifat informatif. Salut aku.
BalasHapusNulis ini karena bingung nyari ide kk.. Anyway thanks sudah mampir..^^
HapusBahasan yang keren.
BalasHapusYa Kak..terima kasih sudah mampir^^
HapusInformatif sekali terimakasih mba^^
BalasHapusSama-sama Kak
HapusDapt ilmu baru. Mksh mb
BalasHapusTerima kasih ilmunya kakak
BalasHapusSama-sama, Kak
HapusTerima kasih ilmunya kakak
BalasHapuskeren..
BalasHapusOtak, ciptaan Allah dengan kemampuan luar biasa
Ya kak. Misteri tentang otak ini masih dipelajari ilmuwan. Bukti kekuasaan Allah yang luar biasa
HapusTerima kasih,ilmunya bermanfaat seakli
BalasHapusTerima kasih untuk ilmunya kak🙏
BalasHapus