Perjalanan Menuju Cahaya
Perjalanan ini panjang
Abadi
Layaknya menuju cahaya yang meliputi maksummu
Tubuh suci ruh surgawi
Seluruh alam menari memanjatkan doa
Tarian yang pusatnya Engkau
Satu
Bergerak bak sufi Rumi
Mabuk akan anggur cinta-Mu
Wahai yang cinta padanya menyembuhkan
Harapan padanya adalah kepastian
Layaknya si sakit yang terus merintih, memanggil nama-Mu
Ya Tuhanku, Pemilik cahaya Pemilik diriku
Wahai Yang Paling Pemurah
Pemberi sebelum diminta
Tanganku kini menengadah pada-Mu
Memohon kebaikan-Mu
Sekiranya diri hamba ini pantas untuk terus memanggil nama-Mu
Merasakan dekatnya dekat
Berada bersama yang paling Kau cintai dan kasihi
Oh, seandainya saja
Aku akan bersyukur
Hingga surga tak membuatku terlalu bahagia dan neraka pun tak membuatku bersedih
Karena cinta-Ku melebihi keduanya
Harapanku tak kuletakkan pada surga, dan ketakutanku bukan pada neraka
Ketakutanku akan menyelimutiku jika Kau meninggalkanku
Cinta-Mu pergi, hingga perjalanku gelap tanpa arah
Tanpa cahaya
Lalu, aku akan menjerit, menangis memanggilmu
Ya Rabb Ya Rabb
Ampunilah aku yang hartanya hanyalah doa
Aku akan memohon kebaikan-Mu
Sungguh Engkau Maha Pemurah
Tak akan Kau tinggalkan pencintamu terkapar sendiri
Kau akan menolongku
Memaafkanku
Sungguh Engkaulah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sumber
doa Kumayil bin Ziyad
Membencinya adalah batas hilangnya
Abadi
Layaknya menuju cahaya yang meliputi maksummu
Tubuh suci ruh surgawi
Seluruh alam menari memanjatkan doa
Tarian yang pusatnya Engkau
Satu
Bergerak bak sufi Rumi
Mabuk akan anggur cinta-Mu
Wahai yang cinta padanya menyembuhkan
Harapan padanya adalah kepastian
Layaknya si sakit yang terus merintih, memanggil nama-Mu
Ya Tuhanku, Pemilik cahaya Pemilik diriku
Wahai Yang Paling Pemurah
Pemberi sebelum diminta
Tanganku kini menengadah pada-Mu
Memohon kebaikan-Mu
Sekiranya diri hamba ini pantas untuk terus memanggil nama-Mu
Merasakan dekatnya dekat
Berada bersama yang paling Kau cintai dan kasihi
Oh, seandainya saja
Aku akan bersyukur
Hingga surga tak membuatku terlalu bahagia dan neraka pun tak membuatku bersedih
Karena cinta-Ku melebihi keduanya
Harapanku tak kuletakkan pada surga, dan ketakutanku bukan pada neraka
Ketakutanku akan menyelimutiku jika Kau meninggalkanku
Cinta-Mu pergi, hingga perjalanku gelap tanpa arah
Tanpa cahaya
Lalu, aku akan menjerit, menangis memanggilmu
Ya Rabb Ya Rabb
Ampunilah aku yang hartanya hanyalah doa
Aku akan memohon kebaikan-Mu
Sungguh Engkau Maha Pemurah
Tak akan Kau tinggalkan pencintamu terkapar sendiri
Kau akan menolongku
Memaafkanku
Sungguh Engkaulah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sumber
doa Kumayil bin Ziyad
Membencinya adalah batas hilangnya
Keren diksinya
BalasHapusTerima kasih kak
HapusPuisinya keren kak
BalasHapusTerima kasih kak
HapusKumayil bin ziyad
BalasHapusJadi penasaran sama sosoknya
Kumayil bin ziyad ini seorang zuhud yg dihadiahi doa ini oleh gurunya..
HapusPuisinya tinggi bahasanya. Aku tak mampu membuat seperti ini
BalasHapusIni refleksi dari doa Kumayil bin Ziyad. Seorang zuhud yang hidup di zaman Khalifah ke empat. Sahabat dan menantu nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib
HapusMantap ih
BalasHapusApalah aku yang br belajar diksi sedikit sdah dihadapkan dg puisi keren ini
BalasHapusKak Eka pun keren. Aku sendiri masih belajar membaca puisi Rumi dan Sa'adi..anyway thank sudah manpir Kak
Hapus