Suicide Prevention dengan Cinta Dalam Keluarga
Berita tentang kematian Sulli, artis Korea yang diduga bunuh diri mendapat perhatian besar dari masyarakat. Sulli yang lahir di tahun 1994 ini vakum dari dunia hiburan di tahun 2014 karena masalah depresi berat yang dialaminya.
Sulli juga mengalami phobia sosial yang menyebabkannya terlalu terobsesi dengan pendapat orang lain. Phobia yang memperparah depresi yang ia alami karena banyak netizen yang menghujat masalah pribadinya. Depresi yang berujung dengan kematian.
data WHO
Sulli merupakan, korban bunuh diri yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia terjadi dalam 40 detik. Tercatat sekitar 800.000 korban meninggal karena bunuh diri.
Sedangkan dari tiap kasus bunuh diri tersebut terdapat 20 kasus percobaan bunuh diri. Bahkan kasus bunuh diri ini mencapai peringkat ke 2 penyebab kematian, lebih tinggi dari penyebab kematian perang dan pembunuhan.
Data yang memprihatinkan mengingat tiap kasus bunuh diri ini menimpa korban di usia produktif antara 15 - 29 tahun. Usia yang seharusnya dijalani dengan penuh kebahagiaan dan cinta dari keluarga. Menjalani indahnya kehidupan dengan teman sebayanya, mengenal kebaikan dan berkarya demi masa depan.
Penyebab Kasus Bunuh Diri
Menurut pandangan agama, kasus bunuh diri erat kaitannya dengan bergesernya rasa iman pada Tuhan. Rasa syukur yang kian luntur pun makin membuat sulit untuk merasa bahagia atas suatu pencapaian.
Penyebab Kasus Bunuh Diri
Menurut pandangan agama, kasus bunuh diri erat kaitannya dengan bergesernya rasa iman pada Tuhan. Rasa syukur yang kian luntur pun makin membuat sulit untuk merasa bahagia atas suatu pencapaian.
Keinginan untuk selalu sempurna, hebat, diakui, disayang dan dipuja semua orang. Terlalu khawatir dengan pandangan orang lain, teman, fans, dan netizen. Lupa, bahwa manusia itu tidak akan pernah sempurna.
Depresi seharusnya dapat ditangani dengan perhatian dan cinta dari keluarga. Cinta yang selalu mengingatkan bahwa seseorang itu adalah manusia, bukan robot yang bisa dan boleh melakukan kesalahan. Hal yang manusiawi sekali. Asalkan, kita dapat bangkit dan belajar dari kesalahan itu. Bukan terpuruk dan menyesali diri. Tenggelam dan menutup diri. Bukankah keinginan untuk tampil sempurna itu melelahkan?
Selain itu, kita pun tak akan terlepas dari khilaf atau salah, hingga usaha maksimal kita gagal total. Lalu semua orang menghujat kita. Membully dan menghina kita. Membuat kita sedih dan merasa gagal. Tak berani bertemu orang lain, karena malu. Selanjutnya apa? Kita akan merasa jadi orang yang tak berguna. Hal yang seharusnya tak terjadi.
Suicide Prevention dengan Cinta Dalam Keluarga
Suicide Prevention yang menjadi tema fokus Hari Kesehatan sedunia tahun ini yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober ini mengingatkan pentingnya peran keluarga, masyarakat dan negara dalam kasus pencegahan bunuh diri.
Peran keluarga yang begitu erat dengan seluruh anggota keluarga dapat mendorong terjaganya kesehatan mental di masyarakat. Bahkan, dukungann penuh bagi para penderita gangguan mental atau depresi dapat menyembuhkan penderita. Hingga ia dapat hidup dengan baik dan beraktivitas sebagaimana orang lain.
Dengan kata lain, cinta dan kasih sayang dalam keluarga dapat menumbuhkan kembali rasa percaya diri penderita gangguan mental, membuatnya lebih mencintai dirinya dan bahagia dengan kehidupannya.
sumber data
https://www.who.int/mental_health/suicide-prevention/SDGs/en
/https://www.cnnindonesia.com
Depresi seharusnya dapat ditangani dengan perhatian dan cinta dari keluarga. Cinta yang selalu mengingatkan bahwa seseorang itu adalah manusia, bukan robot yang bisa dan boleh melakukan kesalahan. Hal yang manusiawi sekali. Asalkan, kita dapat bangkit dan belajar dari kesalahan itu. Bukan terpuruk dan menyesali diri. Tenggelam dan menutup diri. Bukankah keinginan untuk tampil sempurna itu melelahkan?
Selain itu, kita pun tak akan terlepas dari khilaf atau salah, hingga usaha maksimal kita gagal total. Lalu semua orang menghujat kita. Membully dan menghina kita. Membuat kita sedih dan merasa gagal. Tak berani bertemu orang lain, karena malu. Selanjutnya apa? Kita akan merasa jadi orang yang tak berguna. Hal yang seharusnya tak terjadi.
Suicide Prevention dengan Cinta Dalam Keluarga
Suicide Prevention yang menjadi tema fokus Hari Kesehatan sedunia tahun ini yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober ini mengingatkan pentingnya peran keluarga, masyarakat dan negara dalam kasus pencegahan bunuh diri.
Peran keluarga yang begitu erat dengan seluruh anggota keluarga dapat mendorong terjaganya kesehatan mental di masyarakat. Bahkan, dukungann penuh bagi para penderita gangguan mental atau depresi dapat menyembuhkan penderita. Hingga ia dapat hidup dengan baik dan beraktivitas sebagaimana orang lain.
Dengan kata lain, cinta dan kasih sayang dalam keluarga dapat menumbuhkan kembali rasa percaya diri penderita gangguan mental, membuatnya lebih mencintai dirinya dan bahagia dengan kehidupannya.
sumber data
https://www.who.int/mental_health/suicide-prevention/SDGs/en
/https://www.cnnindonesia.com
Wah manfaat bngt ka. Makasih
BalasHapussama - sama mbak
HapusTerima kasih ingonya ,sangat bermanfaat
BalasHapusMemang banyak banget tekanan jadi artis
BalasHapusiya mbak.. termasuk yang sering main medsos juga mba
HapusJadi publik figur memang banyak tekanan
BalasHapusiya mbak.. efek bulliying itu emang bisa berefek buruk buat semua orang termasuk artis ya mba
HapusTerima kasih infonya kak
BalasHapusBenar, tanpa dukungan keluarga, org mungkin lebih mudah bunuh diri
BalasHapusCinta dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting ya ka sangat bermanfaat
BalasHapusBener mbak.. keluarga emang pondasi cinta yang penting
Hapusbegitu beratnya ya ternyata,tak semudah yang selalu tampak dipermukaan
BalasHapusYa kak.terima kasih udah mampir
Hapus