Tantangan Lulusan SMK Menghadapi Society 5.0

Berbagai data yang saya pernah baca terkait lulusan SMK menyatakan bahwa lulusan SMK memberikan kontribusi pengangguran yang lebih tinggi di banding lulusan SMA. Hal yang sangat memprihatinkan mengingat lulusan SMK seharusnya langsung berkerja

 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Februari 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sekitar 5,01 % dari jumlah angkatan kerja sekitar 136, 18 juta orang. Naik sekitar 2, 24 juta orang di bulan Februari 2018. Dan, dari angka TPT tersebut sebesar 8, 63 % adalah lulusan SMK.  

Menurut BPS, besarnya TPT lulusan SMK tersebut dinilai dari anggapan kurang bersaingnya kompetensi lulusan SMK kita dibanding dengan negara ASEAN. 

Lulusan SMK dianggap belum mampu masuk ke dunia kerja karena belum adanya ketersesuaian kurikulum SMK dengan kebutuhan dunia kerja. Kurikulum SMK masih cenderung kaku dengan aturan yang belum membebaskan SMK untuk memenuhi tuntutan dunia kerja. 

Rendahnya tingkat keterserapan lulusan SMK di dunia kerja ini pun diakui oleh Presiden Joko Widodo. Hal ini mendorong presiden mengeluarkan kebijakan revitalisasi SMK melalui Inpres 9/2016. 

Surat Keputusan revitalisasi SMK ini dikeluarkan pada awal 2017 dengan penataan dan persiapannya di tahun 2018 dengan target sebanyak 5000 SMK telah direvitalisasi di tahun 2025 mendatang. Target awal sebelum mencapai jumlah SMK yang sekarang berjumlah 14 ribu.

Target revitalisasi SMK ini difokuskan pada vokasi pariwisata, pertanian produktif, ekonomi kreatif, kemaritiman atau kelautan dan energi pertambangan. Program vokasi yang direvitalisasi ini karena belum terserapnya lulusan SMK di jurusan ini. Hal yang diakibatkkan belum tersedianya fasilitas sertifikasi keahlian yang dimiliki oleh LSP di SMK tersebut. 

Bahkan di Lampung sendiri baru ada beberapa SMK yang memiliki LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) yang  mengadakan proses ujian sertifikasi bagi calon lulusan SMK. Lembaga yang menjamin lulusan SMK yang bersertifikat siap bersaing untuk memenuhi demand pasar kerja.

Mengingat besarnya jumlah lulusan SMK dan kurangnya jumlah program LSP yang bersertifikat, menjadi masalah mendasar dari ketidak siapan lulusan SMK untuk langsung bekerja. 

Di beberapa SMK yang memiliki LSP baru beberapa program vokasi yang memiliki sertifikat LSP. Contohnya di sekolahku di SMK BLK, dari 5 jurusan yang ada baru 4 yang memiliki program LSP, yaitu: MM, TKR dan TD. Untuk jurusan TSM dan TKJ masih belum memiliki sertifikat LSP.

SMK yang menjalani proses PSG (Praktik Sistem Ganda) dalam program kurikulumnya sebenarnya bisa menjadi wadah latihan bagi calon lulusan SMK untuk terjun ke dunia kerja. Sayangnya, rendahnya kompetensi siswa SMK di bidangnya dan besarnya jumlah siswa SMK yang mengikuti program ini di waktu yang sama menjadikan dunia industri tidak dapat menyerap siswa - siswa PSG ini. 

Akibatnya, siswa menjalani program PSG di dunia industri yang tidak sesuai dengan program vokasinya.

Lalu, Bagaimana Lulusan SMK Menghadapi Society 5.0 (super smart society), zaman yang penuh dengan ketidak pastian dan serba cepat ini?

Sementara kita masih berkutat dengan birokrasi yang kaku dan enggan berubah, zaman telah memaksa kita melihat anak - anak meninggalkan kita yang terus melihat masa lalu. Masih menggunakan metode lama dalam mengajar siswa SMK, padahal siswa dapat memperoleh semua informasi dari internet, Informasi yang bahkan melebihi kemampuan kita (guru dan orang tua) dalam mengajar. 

Kalau kata temanku sih, "Tidak perlu repot mengajar anak sekarang, semua ada di internet. Kita bisa mengajar anak dengan mudah dan cepat tanpa harus melepaskan kreativitas mereka. Tugas kita tinggal mengarahkan dan membimbing mereka. Percaya deh, anak sekarang itu super smart!"

Our daily life will change. Our working style will change.Let's sneak a peek at Society 5.0.


Lalu, aku mengintip sedikit laman ini https://www.gov-online.go.jp/cam/s5/eng/ agar aku bisa tahu sedikit tentang Society 5.0 ini. 

Dan, aku pun terkagum - kagum dengan kemajuan yang diperoleh oleh lulusan SMK di negara sakura ini. Membuatku berpikir, "Kapan Indonesia bisa meraih pencapaian ini?"   Pertanyaan yang kuajukan pada kita semua yang bertanggung jawab pada generasi ini. 

Bandarlampung, 28 November 2019

Sumber data



Komentar

  1. Sudah semakin cepat saja ya mbak zaman berubah.

    BalasHapus
  2. Iya mbak. Aku berharap sih kita gak terjebak di masa lalu hingga tak mau berubah..

    BalasHapus
  3. Aku baru tau istilah ini mba society 5.0 infonya edukatif banget Terimakasih ❤️

    BalasHapus
  4. Semakin bertambahnya perkembangan jaman, semakin byk tantangan

    BalasHapus
  5. Gizi banget mbak tulisannya, nambah ilmu..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Keseruan Kunjungan Industri Jakarta Jogja SMK BLK Bandar Lampung 2022

PERSEPOLIS COMIC REVIEW: The Story of Childhood