Ide Segar Smart City Bandarlampung Ala Hartarto Lojaya
Ide Segar Smart City Bandarlampung ala Hartarto Lojaya |
Belakangan
ini aku dan teman-teman di sekolah sedang membicarakan tentang Bandarlampung
Smart Society yang pernah disampaikan oleh Hartarto Lojaya dalam gagasannya pada Smart City Bandar Lampung.
Sebenarnya
ide segar Hartarto Lojaya ini bukan barang baru. Aku sendiri pernah baca
tentang Japan super-smart society 5.0 yang mulai diperkenalkan di tahun 2016.
Konsep
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, human centered society. Konsep
yang diharapkan dapat berkontribusi untuk mencapai Sustainable Development
Goals (SDGs).
Nah,
Bandarlampung dengan jumlah penduduk sekitar 7.691 juta di tahun 2010 ini punya
potensi besar dalam pengembangan ide Bandarlampung smart city.
Ide
yang harus segera dilaksanakan untuk menjawab tantangan era Revolusi 4.0 demi
mendongkrak pertumbuhan kesejahteraan masyarakat Bandarlampung.
“Kita
bisa semakin ketinggalan jika tidak segera memulai, menyiapkan dan menerapkan
Smart City. Nggak boleh lama-lama, sekarang sudah era digital jika kita mau
maju ke depan dan tak ketinggalan dibandingkan kota-kota besar lainnya di
Indonesia,” kata Hartarto
dari beberapa referensi yang kubaca.
Gagasan Smart City Bandar Lampung ini disampaikan Hartarto karena pentingnya digitalisasi dalam
membantu percepatan pertumbuhan ekonomi dan pendidikan di Bandarlampung.
Tujuannya
adalah untuk mempermudah pelayanan masyarakat dan mengurangi biaya pelayanan.
Aku
juga ingat bahwa Hartarto yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Lampung ini
menyatakan tentang berbagai keuntungan dengan digitalisasi pelayanan
masyarakat, seperti penggunaan e-commerce, e-banking, smart school, e-bps, dan
pelayanan berbasis internet yang mudah diakses.
“Kemudahan
akses pelayanan menggunakan ide digitalisasi ini sangat menguntungkan
masyarakat,” kata seorang temanku. “Sebagai guru, kita juga lebih mudah
mengetahui perkembangan peserta didik kita. Kita juga mudah mengakses pelayanan
di mana pun dengan menggunakan mobile service.”
Selanjutnya,
kami juga mendiskusikan tentang ide Hartarto tentang smart city yang memiliki
berbagai elemen yang salah satunya adalah smart education.
Ide
yang memberi gagasan buat kami untuk merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran menggunakan mobile learning, seperti Rumah Belajar yang gratis.
Memang,
kami sering menghadapi kendala di lapangan saat berusaha menerapkan ide ini,
mengingat kesiapan SDM dan sarana yang belum terintegrasi. Selain lemahnya koordinasi
antara satuan pendidikan karena masih menggunakan sistem konvensional.
Kemudian
aku ingat pemaparan Hartarto tentang konsep smart city yang sudah jadi trend di
banyak kota di dunia.
Konsep
yang mengintegrasikan kemajuan teknologi dan informasi, tata kelola
pemerintahan yang baik, pertumbuhan ekonomi, kwalitas SDM yang baik dan
kepedulian terhadap lingkungan hidup di semua sisi dan proses pemerintahan
serta pelayanan publik. Konsep sebuah kota modern, aman, sejahtera dan
berkelanjutan.
Penasaran,
kami pun mendiskusikan elemen smart city yang Hartarto paparkan. Diskusi yang
nantinya akan kami buka di ruang kelas sebagai bahan pembelajaran interaktif.
Pemerintahan
cerdas ( Smart Governance)
Menurut Collins, Smart Governance is about the future of public services, it’s about
greater efficiency, community leadership, mobile working and continuous
improvement through innovation ( Smart Governance adalah tentang pelayanan
masa depan, tentang efisiensi, komunitas kepemimpinan, pekerjaan berbasis
internet, dan pengembangan berkelanjutan melalui inovasi)
Membaca konsep ini saja sudah bikin senang,
mengingat pelayanan menggunakan e-goverment ini dapat menjembatani kepentingan
masyarakat dan pemerintah demi kemajuan Bandarlampung.
Aku pun membayangkan Bandarlampung
sebagai smart city yang aman dan sejahtera dengan kemajuan di segala bidang
karena dukungan e-government yang terintegrasi dengan semua layanan masyarakat.
Sebagai seorang yang bergerak di dunia
pendidikan, aku dan teman-teman guru pasti sangat terbantu dengan sistem e-government
yang terintegrasi dengan semua pelayanan ini. Apalagi jika pelayanan ini
memudahkan guru-guru untuk mengurus program sertifikasi atau inpassing yang
akan meningkatkan kesejahteraan guru honor.
Masyarakat
Cerdas ( Smart People/Smart Society )
Konsep yang kuketahui tentang smart
society ini pertama kali kubaca dari website Japan Society 5.0. Konsep yang
dianggap sebagai jawaban dari era Revolusi 4.0 yang sedang dicanangkan di
Indonesia.
Konsep masyarakat cerdas ini menawarkan
kemudahan bagi kita dalam mengakses pelayanan melalui teknologi yang
terintegrasi. Konsep yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Seperti yang disampaikan oleh Hartarto
bahwa perubahan menuju masyarakat Bandarlampung cerdas adalah salah satu syarat
mencapai Smart City. Impian masyarakat modern.
Konsep yang juga sangat berkaitan dengan
dunia pendidikan yang sedikit kupahami. Seperti yang temanku katakan bahwa
pendidikan yang cerdas akan menghasilkan masyarakat yang cerdas juga.
Gaya
Hidup Cerdas ( Smart Living )
Bicara tentang smart living, aku jadi
ingat dengan iklan hunian yang terintegrasi dengan semua akses layanan melalui
e-service. Layanan yang membantu semua anggota masyarakat mengakses layanan
tanpa ribet.
Smart living, menurutku adalah gaya
hidup masyakat cerdas. Masyarakat modern Bandarlampung yang secara efisien
dapat memotong biaya-biaya tambahan hanya dengan sentuhan jari pada gawai.
Bukankah benar yang dikatakan orang
bahwa “Knowledge is Power?” Kata-kata yang kuterjemahkan dengan gaya hidup yang
cerdas adalah yang sesuai dengan zaman. Gaya hidup yang dapat memberikan
kesejahteraan bagi semua anggota masyarakat Bandarlampung.
Ekonomi
Cerdas ( Smart Economy )
Konsep Smart Economy digambarkan sebagai
semua kegiatan yang bertujuan untuk mentransformasi dan memperkuat ekonomi
dengan penggunaan teknologi dan kecerdasan buatan.
Konsep yang telah diterapkan di berbagai
kota besar di dunia dengan penerapan pembayaran e-banking dan QRIS yang
cashless. Konsep yang aman dan lebih efisien.
Konsep smart Economy ini juga dapat
menumbuhkan usaha-usaha kecil rumahan baru di Bandarlampung. Konsep yang
sejalan dengan program pemerintah.
Aku pernah membaca tentang bagaimana
seorang memulai bisnis hanya dengan bermodalkan gawainya. Bisnis kreatif yang
menarik para pemuda millennium untuk mengembangkan e-bussiness dengan dukungan
teknologi buatan. Gawai.
Harapannya dengan Smart Economy akan
membuka peluang selebar-lebarnya bagi para entrepreneur muda Bandarlampung
untuk mengembangkan usahanya. Tujuannya untuk membuka peluang kerja untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bandarlampung.
Lingkungan
Cerdas ( Smart Environment )
Lingkungan Cerdas adalah lingkungan
masyarakat yang memayungi semua kepentingan masyarakat. No one left behind (Tak
ada yang tertinggal ). Lingkungan kehidupan yang nyaman dan
menyenangkan bagi semua anggota masyarakat.
Keberadaan lingkungan cerdas juga akan
membuka lebar harapan kebaikan bagi masyarakat Bandarlampung, termasuk pada
kaum difabiliti dan anak-anak . Lingkungan kota Bandarlampung yang ramah dan hijau.
Harapan besar terciptanya Smart
Environment merupakan tantangan bagi perencana kota Bandarlampung. Tentunya
dengan tidak melupakan bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan adalah hak semua
warga Bandarlampung.
Komentar
Posting Komentar