PERSEPOLIS COMIC REVIEW: The Story of Childhood
Sebagian besar dari kita pasti pernah mendengar nama
Persepolis. Kota yang dulu merupakan ibukota dari Kekaisaran Persia. Persia
Lama, Takht-e Jamshid yang terletak
70 km timur laut Shiraz. Kota yang menginspirasi banyak kisah-kisah mendunia,
seperti PERSEPOLIS.
Comic Persepolis yang ditulis oleh Marjane Satrapi, penulis kelahiran Iran
yang kini tinggal di Perancis. Comic yang
bercerita tentang keadaan masyarakat Iran pada saat Revolusi Iran di tahun
1979. Comic yang mungkin bisa memberi gambaran tentang Iran secara berbeda
lewat sudut pandang penulis.
Melalui comic ini
kita bisa merasakan pengalaman Marji dan keluarganya tentang cara mereka
melihat Iran. Bagaimana keluarga yang conformist
ini bertahan hidup di negara mullah?
PERSEPOLIS COMIC REVIEW:
The Story of Childhood
Kisah di comic ini menggambarkan tentang pandangan seorang
anak tentang sekitarnya. Bagaimana suatu tragedy dan ironi dalam kehidupan ini
bisa terlihat lucu sekaligus menyedihkan.
Sebagaimana seorang anak-anak yang masih bisa melihat dunia
dengan keluguan yang murni. Nggak terpengaruh dengan doktrin yang mungkin lahir
dari pandangan dan kepentingan orang dewasa. Seperti anak-anak yang masih bisa
bermain gembira, berlari kesana-kemari meskipun di sekitar mereka ada ladang
ranjau.
Ah, sebenarnya begitu banyak misteri tentang perang yang kita
nggak ketahui. Namun, paling tidak dengan membaca comic bergambar ini, kita
akan tahu bahwa sejarah itu membentuk diri kita. seperti kata Satrapi, “One can forgive but one should never forget.”
Sinopsis Persepolis: The
Story of Childhood
Well, kisah di mulai dari sebuah keluarga modern yang tinggal
di Tehran. Keluarga yang cukup terpandang.
Keluarga yang masih keturunan shah, raja terdahulu.
Marji dikenal sebagai anak yang kritis dan dibesarkan dengan
kebebasan berpikir dan bertindak. Marji kecil selalu mempertanyakan apa pun
yang ada di sekitarnya. Hingga ia pun bercita-cita untuk menjadi nabi.
Dalam bayangan Marji kecil, ia selalu bercakap-cakap dengan
Tuhan. Hingga orang tuanya memberinya banyak buku untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan Marji kecil. Ia pun membaca tentang comic Karl Max.
Marji merasa Karl Max sebagai orang hebat. Bahkan melebihi
shah Reza. Raja yang dulunya, menurut papanya, adalah seorang tukang sol
sepatu. Dari buku-buku itu juga, Marji menyadari alasan ia merasa malu naik
mobil bersama ayahnya.
Di sekolah, guru-guru Marji mengeluh dengan sikap Marji yang
spontan. Apalagi dengan kegigihan Marji menyatakan bahwa dirinya kelak akan
menjadi nabi.
Selanjutnya, Marji kecil yang kerap ikut mendengarkan diskusi
Ebi, papa dan mamanya tentang perang, revolusi, dan demonstrasi. Ia pun
berkeras ingin ikut demonstrasi bersama papa dan mamanya. Tentu saja, papa dan
mamanya menolak karena Marji masih kecil.
Marji yang merasa kecewa menyatakan kekesalannya pada Mehri,
pelayan keluarganya. Gadis muda yang jatuh cinta dengan tetangga sebelah Ebi.
Marji pun terlibat dalam membantu Mehri untuk menyatakan cintanya.
Setiap hari, Marji menulis surat cinta Mehri untuk pemuda
tetangganya. Hubungan yang tanpa sengaja diketahui oleh Ebi karena Marji curhat
dengan neneknya. Sedangkan neneknya memberi tahu istri pamannya, yang memberi
tahu mama Marji, yang memberi tahu Ebi. Ebi pun bertindak.
Ebi memberi tahu tetangganya tentang Mehri yang sebenarnya
pelayan rumahnya. Setelah itu, pemuda itu menyerahkan semua surat Mehri
padanya. Melihat surat-surat itu, Ebi heran. Tulisan di surat-surat itu adalah
tulisan Marji.
Ebi pun menjelaskan pada Mehri tentang hubungan yang nggak
mungkin ini. Di Iran, seseorang harus menikah di dalam status sosial yang sama.
Mehri patah hati.
Marji mempertanyakan hal itu. Tentang ketidakadilan yang
terjadi. Bukankah mereka hidup dan makan di rumah yang sama? Bukankah papa dan
mama adalah pahlawan? Tapi, papa dan mama hanya diam.
Marji pun menangis bersama Mehri. Marji mendengarkan semua
kesedihan Mehri. Mereka pun tidur di
tempat tidur yang sama.
Sejak itu, Marji dan Mehri makin dekat. Bahkan mereka
membohongi papa dan mama dan ikut demonstrasi di jalan. Mengetahui itu, mama
marah besar. Marji baru menyadari bahwa
banyak orang yang terbunuh dalam
peristiwa itu. Tentara savak membantai banyak orang nggak berdosa.
Saat itu paman Marji pun akhirnya dihukum mati karena
keterlibatannya dengan komunis. Ia dianggap sebagai mata-mata Soviet. Marji
begitu berduka.
Rasa duka yang makin bertambah saat Baba Levi, tetangga
Yahudinya tewas terkena bom. Rumahnya hancur berkeping-keping. Marji melihat
gelang yang dikenakan putri Baba Levi yang tergeletak di jalan bersama potongan
tangannya. Nggak ada tangisan dan jeritan yang melebihi apa pun keluar dari
bibir Marji.
Sementara revolusi Iran terus bergulir. Banyak orang yang
semula berpakaian modern berubah. Mereka mengikuti anjuran pemerintah Islam. Mereka
menghindari hukuman jika melanggar aturan pemerintah.
Marji terus berusaha mencuri-curi kesempatan untuk meraih
kebebasannya. Ia bahkan pernah hampir tertangkap saat mengenakan aksesoris ala
modern. Untungnya, ia berhasil berbohong.
Keadaan Iran makin nggak aman. Apalagi serangan bom pesawat
Irak terus menghujani kota Tehran. Akibatnya banyak penduduk Iran yang eksodus
ke negara lain. Termasuk Eropa.
Bandar udara dipenuhi dengan orang-orang yang ingin melarikan
diri keluar negeri. Banyak dari mereka adalah anak-anak laki-laki yang berusia
13 tahun atau kurang. Ini disebabkan anak laki-laki berusia 14 tahun sudah
wajib militer.
Pembantu Ebi, merasa ketakutan karena anak tertuanya berusia
14 tahun. Ia takut anaknya tewas dalam perang. Mama Marji tahu bahwa banyak anak-anak lelaki dari keluarga miskin
mengikuti perang karena janji mati syahid dan imbalan surge. Hingga banyak
anak-anak yang tewas dalam perang.
Namun, keadaan perang tak menyurutkan semangat keluarga Ebi
untuk melaksanakan pesta kelahiran keponakannya yang baru lahir. Dengan
sembunyi-sembunyi, mereka berhasil mengadakan pesta. Lengkap dengan minuman
anggur yang dihasilkan oleh salah satu adik Ebi. Bisa dibilang, mereka nggak
pernah kehabisan stok minuman anggur.
Selanjutnya, keluarga Ebi memutuskan untuk mengirim Marji ke
Austria karena pemerintah menutup sekolah-sekolah selama dua tahun. Mereka khawatir dengan keselamatan dan
pendidikan Marji. Orang tua Marji berjanji akan segera menyusul Marji ke sana.
Namun, Marji tahu bahwa orang tuanya nggak mungkin menyusulnya ke Austria.
Marji nggak tahu apa yang menunggunya di negeri asing. Tempat yang belum pernah ia datangi. Ia pun nggak memahami bahasa negara tersebut. Marji merasa takut.
Diskusi
Comic Persepolis ini keren banget, gaes. Menceritakan begitu
banyak kesedihan dengan sudut pandang yang bikin kita ingin menangis dan
tertawa sekaligus. Buku yang rekomended buat dibaca.
Anyway, comic ini menurutku merupakan salah satu bukti
tentang bagaimana kecintaan pada pengetahuan itu bisa menginspirasi banyak
orang. Bagaimana kita bisa selalu mempertanyakan kebenaran segala sesuatu. Tidak
menelan mentah-mentah apa yang kita baca dan dengar tanpa membuktikannya.
Bukankah sejarah telah membuktikan tentang bagaimana
kemarahan dan keputusan sepihak bisa menghancurkan satu bangsa? Apalagi jika
itu dilakukan tanpa dasar pemikiran cinta kasih. Hanya kepentingan beberapa
pihak saja.
So, gaes. Selamat membaca buku ini. Selamat menikmati
perjalanan sejarah mengenal negara para mullah ini dari sudut pandang seorang
penulis wanita yang dibesarkan di lingkungan keluarga moderat yang modern.
Semoga perjalanan pencarian terus terjadi hingga napas terhempas jauh. Insha
Allah.
Judul buku : Persepolis-Volume One
Penulis. : Marjane Satrapi
Tahun publikasi : 2004
Bahasa. : Inggris
Tebal buku : 158 halaman
Topik. : Grapik Novel, comics, Iran
Sumber. : archive.org
Wow, buku yang sangat berat maknanya. Melihat perspektif negara yang morat marit dari seorang anak. Sebagai orangtua saya sangat sedih melihat negara yang dilanda peperangan saudara. Tapi ada seorang anak kecil yang bisa bertanya tentang keadilan dan kebenaran......pengin banget nich baca..
BalasHapusIya..ini buku rekomended banget. Comic sejarah di Timur Tengah. Bisa kasih insight baru tentang negara-negara di Timur Tengah. Khususnya Iran dan Irak..
HapusAku bacanya sampe beberapa kali mencoba mencerna maknanya, jujur bacaann yang berat banget tapi berassa dibawa ke sejarah di Timur Tengah.
BalasHapusTApi salut sama penulisnya yang menulis dari sudut pandang yang modern. Penasaran juga soalnya bentuknya komik, bergambar nih. Jadi kalo baca langung bisa mencerna sendiri ya.
Bener,kak. Baca comic ini seru. Pasti nemu banyak hikmah di balik ceritanya. Sudut penceritaannya juga briliant..
HapusSebenarnya saya nggak terlalu suka baca komik, dan udah nggak baca lagi buku-buku komik. Soalnya kalau saya baca komik suka oleng ke gambar orangnya tanpa melihat teks tulisannya ^^
BalasHapusItu sih, masalah selera ya? Meski comic ini pun mungkin bisa jadi pilihan kalau bosan baca yang teks melulu🤗
HapusMembaca reviewnya sepertinya bacaannya sedikit berat ya mbak, tapi saya suka sih bahasan seperti ini karena sangat menambah wawasan menurut saya. Jadi penasaran sama komiknya nih mbak
BalasHapusIya, mbak. Ini comic sejarah Iran yang pernah konflik dengan Irak.
HapusMbak, bisa cek di archive.org 🙏
Komik berat ya?
BalasHapusSaya suka dan sering baca novel nya Khaled Hosseini
Komik Iran malah baru tau, cari ah ....thanks infonya ya
Penulis Iran banyak yang bagus, mba Maria. Kalau suka yang legenda bisa cek karya Ferdowsi. Shahnameh.. cocok buat baca bareng anak-anak..
HapusPilu bacanya. Bacaan tentang perang itu selalu membuat saya terharu, apalagi kalau ditulis dari sudut pandang anak-anak.
BalasHapusSaya ingin tahu halaman dalam bukunya seperti apa.
Ya, mbak episode ini emang yang sudut pandang Marji kecil. Kisah hidup penulisnya sendiri.
HapusContoh gambar comicnya di gambar kedua, mbak🙏
Anyway, terima kasih udah mampir..
Sudah lama gak baca komik yang "dilahap" sendirian, tapi setahunan ini suka bacain komik atau cerita bergambar ke Anak, banyak hal yang mengingatkan ke masa kecil saya sendiri jadinya. Dan Persepolis ini cukup dalam maknanya ya, banyak kisah dan pelajaran mengenai hidup.
BalasHapusComic ini bisa jadi bahan referensi baca bareng anak. Mungkin yang sudah agak besar. Jadi bisa sambil diskusi 🤗
Hapusini kali pertama kumendengar ada komik jenis genre ini ya, melihat sudut kesedihan dan konflik dari sisi anak ya jadi penasaran. cuma kalau ada komik ini khawatir dibaca anakku yg sulung hehe masik paud
BalasHapusIya, sih ini comic berat. Kalau pun anak memang pingin baca ya (mungkin) harus ditemani. Pembelajaran tentang hal negatif di dunia ini pun (mungkin) perlu. Tapi, ya musti siap dengan banyaknya pertanyaan si kakak nanti 🤗
HapusAnyway, terima kasih Kak Shafira udah mampir🙏
Dari review panjang ini, rasanya tema yang diangkat dalam komik ini cukup berat dan kompleks ya.
BalasHapusIya..ini tema sejarah Iran. Lumayan berat kalau dibaca sendiri 🤗
HapusBerat bgt ya ini komik bahasannya. Aku pikir tuh ini novel atau buku nonfiksi pas pertama liat cover buku. Eh ga taunya komik. Aku sampe heran hehe
BalasHapusIya. Comic ini emang cukup beda. Sempet jadi bahan diskusi hangat juga..
Hapusmenarik sih membaca komik dari sudut pandang anak yang kritis, jadi banyak hal yang ingin diketahui, perlu dijawab. Karena sang pemikir kritis tidak akan hanya puas dengan satu jawaban saja
BalasHapusIya...mungkin itu sebabnya banyak yang menyukai karya Satrapi ini🤗
HapusKomik fiksi sejarah ini termasuk yang saya suka. Senang kalau bisa belajar kisah negeri lain dari suatu karya entah itu buku, komik, atau pun film.
BalasHapusIya. Bisa buka perspektif tentang dunia yg luas dan besar. Sekaligus sempit dan kecil ini, ya?
HapusWow lumayan complicated ya Mbak tapi disitulah seninya. Btw Marji ini usia berapa Mbak?
BalasHapusSepertinya durasinya buku ini 4 tahun. Saat Marji berangkat ke Austria hampir 14 tahun.. I think..
HapusPenasaran jadi bagaimana nasib Marji setelah ke Austria? Cita citanya jadi Nabi bagaimana? Dan bagaimana kondisi keluarga besarnya?
BalasHapusCerita yang banyak memberikan pelajaran hidup nih pastinya...
Cita-citanya berubah terus. Marji juga sempet pengen jadi tuhan. Eh, namanya anak-anak ya?
HapusKisah di Austria pastinya penuh tantangan buat Marji..
Saya penyuka komik, bahkan kalau ada novel yang punya versi graphicnya, saya akan memilih itu. Jadi penasaran sama kelanjutan petualangan Marji.
BalasHapusBtw Kak Yoha ini avid reader ya, saya sampai baca ke comment section dan menemukan beberapa rekomendasi yang belum pernah saya tahu. Makasih mbak :)
Siap mbak Renov.. sama-sama. Kita baca bareng yuk. Jadi bisa diskusi 🤗
Hapuskisah-kisah pilu peperangan selain menyisakan kematian dan kehilangan ternyata memberikan kisah heroik ya mbak. anak-anak emang penuh tanya, ini pelajaran bgt buatku yg udah tmbh tua untuk sering mempertanyakan sesuatu dan mencari jawabannya.. thanks reviewnya mbak yoha
BalasHapusSiap mbak Ghina. Sama-sama. Sekarang kita emang musti kritis dengan sekitar, ya😊
HapusAku suka nih kalau bacaan begini. Aku sebenernya suka baca komik, tapi lebih ke detektif gitu
BalasHapusBuku ini bisa jadi opsi kalau bosan. Supaya variatif. Kalau aku, baca semua genre sih 🤗
HapusIni bacanya harus penuh konsentrasi nih, tapi aku suka sih cerita-cerita seperti ini,.kita jadi tau keadaan di tempat lain juga .
BalasHapusIya kak. Ini komik sejarah yang kisahnya dialami langsung oleh penulis. Baca ini bisa seperti ngalami pengalaman si Marji kecil..
HapusSudah lama banget ga baca komik.
BalasHapusTapi menarik banget cerita seperti ini. Tambah menarik karena dalam bentuk komik.
Bener, kak. Kisahnya bisa kasih insight baru tentang negeri yang kini sudah sangat maju ini. Iran.
Hapuswah ini komik ya? gak keliatan dari covernya, kaya novel biasa ya, hehe.. keren komik yang diangkat berdasar kisah sejarah nyata :)
BalasHapusIya..ini cocok buat yang suka comic sejarah. Jadi nggak melulu versi teks..
Hapuscerita banyak negara ya, tapi karena komik jadi ga susah mencernanya. belum pernah baca mak, tapi lihat sekilas kayaknya memang seru ya, biasanya baca komik yang santai lucu gitu
BalasHapusIya, Kak. Ini comic.rasa berat. Sejarah. Tapi, pàs udah baca, pasti asyik. Ngerasain pengalaman baca yang beda..
HapusBiasanya kisah-kisah konflik sosial Timteng begini baca dari novelnya Khaled Hosseini. Menarik, ternyata ada versi komiknya juga. Tapi, utk ukuran komik ceritanya complicated juga ya.
BalasHapusIya..ini penulis Timur Tengah juga. Sama dengan Khaled. Mungkin latar belakang kehidupan penulis yang jadi warna tulisan mereka, ya?
HapusSerius ini komik? Saya baca ulasannya aja kayak baca novel lho hehe..
BalasHapusIya, mbak. Ini emang comic. 🤗 Cara penyampaian cerita juga gaya comic..penuh gambar😊
HapusMenarik ulasannya, mungkin untuk saat ini daya tarik minat baca buku sudah mulai pudar, beralih ke dunia digital. Adakah komiknya yang versi digital?
BalasHapusIni versi digital, kak. Silakan cek di archive.org 🙏
Hapus