How To Be Happy: Easy Ways to live life
How to be happy: Easy ways to live life. Pernah merasa nggak bahagia, nggak berharga, dan hidup ini sia-sia? Merasa bahwa hidup ini sekedar hidup. Nggak ada tujuan.
Rasa yang kita alami saat kita jatuh dan gagal. Kita merasa
bahwa nggak ada seorang pun yang mengerti perasaan kita. Nggak ada yang peduli.
Padahal, pikiran kita mengerti bahwa itu adalah perasaan
sesaat kita saja. Perasaan yang timbul karena kita fokus memikirkan hal
terburuk tentang diri kita. Lupa bahwa masih banyak hal baik dan orang-orang
yang ada di sekitar kita. Orang-orang baik yang masih bersedia menolong kita.
Nah, ada beberapa tips yang mungkin bisa membuat kita
bahagia. Tips yang prosesnya mungkin pernah kita alami, tapi kita lupakan. Kita
hanya perlu mengingatnya dan melakukannya lagi dan lagi.
Temukan Tujuan Hidupmu
Seseorang terlahir ke dunia ini dengan tujuan. Sayangnya,
beberapa dari kita ada yang lupa atau putus asa untuk meraih tujuan itu. bahkan
ada yang belum mengetahui tujuan hidupnya, meski ia sudah dewasa.
Dalam percakapanku dengan anak-anak didikku dalam lima belas
tahun mengajar, aku menemukan bahwa sebagian anak-anak belajar sekolah tanpa
mengetahui tujuannya menempuh pendidikan. Mereka hanya mengikuti keinginan
orang tua atau sekedar ikut teman-temannya. Mereka nggak tahu tujuannya belajar
di sekolah.
Ketidaktahuan anak-anak dalam menempuh pendidikan di sekolah ini menjadikan tugas guru lebih sulit karena guru harus memulainya dari awal. Tantangan berat mengingat ketidakberdayaan sebagian besar orang tua mendidik anak-anaknya karena rasa sayang berlebihan, ketidaktahuan, dan ketidakpedulian keluarga atas pendidikan karakter anak.
Orang tua merasa khawatir dengan
ancaman dan tuntutan anak untuk mendisiplinkan anak dan mengarahkan mereka. Menyadarkan mereka
bahwa tujuan hidup manusia itu bukan hanya memenuhi kebutuhan diri sendiri,
tapi berbagi dengan orang lain.
Padahal, doktrin yang tepat akan tujuan hidup dan contoh yang
baik akan membuat anak mengerti tujuan
hidupnya. Paling tidak, seorang anak nggak kebingungan dalam pencarian tujuan
hidup yang kadang bisa menyesatkan. Seperti anak panah yang dibiarkan melesat
dari busurnya tanpa arah. Ia mungkin nggak akan sampai pada tujuan yang
diinginkan.
Sebagai orang tua, teman, dan guru, kita harus menyadari
bahwa tujuan hidup adalah penting untuk diketahui agar hidup kita terarah. Tujuan
hidup juga akan membuat diri kita terpuaskan. Bahagia.
Nah, untuk mengetahui tujuan hidup ini, kita harus mengetahui
tentang diri kita. Tentang siapa diri kita. Bagaimana kita ingin membentuk diri
kita dan melihat diri kita di mata kita dan orang lain. Setelah mengetahui
siapa diri kita, kita akan tahu tujuan hidup kita.
Temukan siapa dirimu
Menemukan siapa diri kita adalah sebuah proses pencarian
seumur hidup. Beberapa orang ada yang sukses, beberapa yang lain mungkin merasa
gagal. Perasaan yang timbul berkat pemikiran atau doktrin yang timbul dari
latar belakang keluarga, pendidikan, dan lingkungan kita.
Kita harus mengerti bahwa nggak ada yang salah terlahir dari
keluarga biasa, miskin, nggak punya uang, atau pengemis. Sungguh, itu nggak
masalah karena itu masa lalu. Yang salah adalah jika kita membiarkan diri kita
meratapi hal itu dan tidak berusaha merubah keadaan dengan memperbaiki diri
kita.
Seperti guru Een Sukaesih yang berusaha terus berjuang demi
cita-citanya membantu anak-anak memperoleh pendidikan. Guru Een nggak menyerah
dengan keterbatasan fisiknya. Ia bahkan menjadi pelopor rumah belajar buat
anak-anak yang ingin belajar secara gratis.
Sikap guru Een yang begitu teguh ini karena ia telah mengerti
tujuan hidupnya. Ia juga mengerti dengan siapa dirinya, hingga ia dapat
menempatkan dirinya dalam masyarakat. Guru Een terhubung dengan sempurna dengan
sekitarnya secara utuh, meski ia nggak sempurna secara fisik.
Pemahaman bahwa wajah, bentuk tubuh, warna kulit, status dan
hal lain yang melekat pada kita adalah anugrah. Seperti guru Een yang terus
menghargai dan bersyukur bahwa ia terlahir dan punya kesempatan untuk melakukan
sesuatu untuk dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Melakukan sesuatu yang berharga bagi diri dan sekitar atas
dasar cinta membuat hidup guru Een bahagia. Ia nggak berhenti berkarya hingga
menginspirasi banyak orang. Seperti pohon yang berbuah terus-menerus. membawa
kebaikan bagi banyak orang.
Kesadaran bahwa diri kita ini adalah istimewa, berbeda dari
orang lain menjadikan kita kaya secara emosional. Kita memahami bahwa sebuah
perbedaan atau kekurangan itu adalah cara Tuhan untuk kita memahami penderitaan
orang lain. Ketidakberdayaan yang membangkitkan kesadaran untuk melakukan
perubahan dan perbaikan agar kita dapat berdaya. Mandiri dan berguna bagi diri
kita sendiri dan masyarakat sekitar.
Maksudku, kita nggak perlu khawatir dengan atribut orang lain
terhadap kita. Semua orang bisa memiliki pendapat, baik atau buruk terhadap
diri kita. Namun, kita bisa memilih bagaimana, apa, dan siapa diri kita sesuai
dengan pilihan diri kita sendiri. Nggak ada yang bisa memaksa diri kita, karena
kita lah penentu diri kita sendiri.
Kita yang berhak memilih proses perjalanan diri kita sendiri.
Menentukan penemuan diri kita sendiri. Menentukan bagaimana diri kita kelak akan
berakhir.
Tentunya, proses menemukan diri ini pun nggak mudah. Kita pun
nggak bisa melakukan hal itu sendiri. Kita perlu bantuan orang lain,
lingkungan, masyarakat, atau komunitas yang
akan mempermudah proses ini.
Cari Teman Pendukungmu
Aku masih ingat dengan acara Webinar yang diadakan oleh Sahabat Karakter yang membicarakan tentang
pemuda berprestasi. Aku terkesan dengan seorang Laninka Siamiyono. Seorang
pendiri Lipstick untuk difable.
Laninka berusaha untuk menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya
lewat lipstick. Baginya, lipstick itu adalah symbol untuk menumbuhkan rasa
percaya diri wanita difable untuk bangkit dan berkarya. Bahkan mengobati luka
akibat penderitaan karena keterbatasan fisiknya.
Laninka berusaha mencari dukungan untuk mendapatkan lipstick
untuk ia bagikan bagi para penderita difable. Ia bercerita bahwa banyak orang
yang tertarik untuk menyumbang lipstick untuk membantu para difable. Ia merasa
bahagia.
Dibantu dengan para sponsor, ia pun melakukan banyak program
pelatihan pemberdayaan para difable agar dapat hidup mandiri, seperti:
pelatihan make up, menjahit, memasak dan lain-lain. Usaha yang terus berlangsung
hingga hari ini.
Bisa dibilang, Laninka telah meraih rasa bahagia karena
mendapatkan dukungan untuk meraih tujuannya. Membantu sesama manusia karena ia
mengerti bagaimana sulitnya membangun rasa percaya diri. Apalagi jika merasa
sendiri, nggak ada dukungan.
Itulah pentingnya mencari teman yang bisa mendukung kita. Memilki
mimpi yang sama atau mengerti dengan tujuan kita. Lalu, melakukan apa yang mereka
bisa untuk membantu kita hingga kita pun dapat membantu orang lain.
Kesadaran bahwa kita perlu mencari teman pendukung adalah hal
yang alami. Selain karena kita adalah manusia sosial, kita pun nggak mungkin
melakukan semuanya sendiri. Kita perlu berbagi peran dengan orang lain. Bukankah
bersama lebih baik dari sendiri?
Tinggalkan teman yang
nggak mendukungmu
Teman adalah seseorang yang dapat menjadi tempat berbagi bagi
kita. Ia akan selalu ada di samping kita saat kita memerlukannya, baik dalam
keadaan senang atau susah.
Seorang teman itu ibarat bayangan yang hadir meski malam
datang menghampiri. Ia juga nggak pergi saat hujan badai atau saat masalah dan
tantangan datang.
Sayang, nggak semua teman bisa kita masukkan dalam kelompok
teman sesungguhnya. Beberapa tipe teman bahkan nggak suka melihat kesuksesanmu.
Sementara yang lain sibuk meremehkan atau meragukan dirimu. Tipe teman-teman
yang wajib kita tinggalkan.
Nah, aku sih teringat seorang teman yang mengkategorikan teman sesuai sifatnya, seperti:
Teman tipe ini, memiliki
visi yang sama denganmu tentang kehidupan. ia memahami bahwa dirimu adalah
seorang manusia seperti dirinya. Ia menerima dirimu seperti apa adanya dan mau
berjuang bersama meraih tujuan hidup ini semata-mata karena Allah.
Nah, aku memahami bahwa
akan sulit menghindari tipe pertama dan kedua dalam kehidupan ini karena
jumlahnya yang lebih banyak. Tapi, kesadaran bahwa kita nggak akan menemukan
diri kita dan mencapai tujuan hidup kita jika terlibat terlalu dalam dengan
mereka. Apalagi membiarkan diri kita masuk dalam golongan mereka.
Artinya, kita harus berusaha menjauhkan
diri kita dari mereka. Meninggalkan tipe teman pertama dan kedua dengan harapan
mereka pun akan meninggalkannya. Lalu, masuk dalam golongan tipe teman ketiga.
Meski tipe teman ketiga ini nggak selalu
menyenangkan, mereka akan selalu jujur dengan dirimu. Mengerti diri mereka
seperti dirimu mengerti dirimu sendiri. Bahkan mungkin lebih dari itu.
Seperti hubungan antara Harun di sisi
Musa. Hadir lebih dekat karena Allah. Hubungan yang nggak hilang meskipun
banyak tantangan menghalangi.
Fokus pada tujuanmu
Aku ingat cerita seorang blogger bernama Teh Ani Berta yang
berjuang meraih mimpinya untuk membahagiakan keluarganya. Tujuan yang
membuatnya nggak pernah berputus-asa meski harus membesarkan anaknya seorang
diri.
Teh Ani fokus dengan tujuannya untuk menjadi seorang blogger
professional. Ia membangun personal branding yang menghantarkannya pada tujuan
yang lebih besar. Berbagi pada sesame.
Sebagai seorang blogger, Teh Ani melakukan kegiatan-kegatan
yang menunjang pembentukan personal branding yang ingin ia dapatkan agar
tujuannya tercapai, seperti: mengadakan workshop gratis bagi blogger pemula sepertiku
untuk belajar menulis blog yang berkualitas. Tulisan yang dapat bermanfaat bagi
orang lain.
Jujur, aku pribadi mengagumi sosok Teh Ani yang gigih
melakukan apa yang ia sukai. Menulis. Lalu, membantu orang lain seperti diriku
untuk belajar menulis. Ia mau bersusah payah mengajarkan apa yang ia ketahui
dan pelajari bertahun-tahun dalam dunia kepenulisan tanpa dibayar.
Teh Ani mengatakan bahwa ini adalah bentuk rasa terima
kasihnya pada Tuhan atas keberuntungan yang ia miliki berkat menulis. Dunia yang
telah memberinya kesempatan banyak untuk meraih mimpinya. Dunia yang ia cintai
dan membuatnya bahagia.
Lakukan apa yang
membuatmu bahagia
Terkadang, saat kita bertambah dewasa, kita akan lupa dengan
hal-hal kecil yang membuat kita bahagia. Sebut saja seperti menulis sebuah
surat cinta buat pacar. Aktivitas yang membuat kita bahagia. Meski kita nggak
tahu apakah pacar kita masih cinta, kita akan bahagia dengan sekedar menuangkan
perasaan kita ke dalam surat itu.
Selanjutnya, kita akan membayangkan melakukan apa yang
membuat bahagia. Sekedar berjalan-jalan di pasar atau makan jajanan jalanan
yang murah dengannya. Sederhana. Namun membahagiakan.
Mungkin, benarlah adanya bahwa bahagia itu sederhana. Nggak
rumit seperti memecahkan kasus tanah yang berlarut-larut. Nggak juga sesulit
mengukur dalamnya air laut.
Bahagia itu sesederhana menarik napas atau tersenyum pada orang yang nggak kita kenal. Sesederhana
daun yang melayang di tiup angin. Nggak perlu memikirkan untung dan rugi atau
konsekwensi yang akan diterima sebagai akibat. Bahagia itu bahagia. Sesederhana
itu.
Mungkin, seperti diriku yang suka menulis dan membaca buku. Jika
ada yang bertanya padaku alasan dari kedua aktivitas itu, maka jawabanku adalah
bahagia. Menulis dan membaca membuatku senang. Bahagia. Itu saja.
Aku yakin, rasa bahagia ini akan membuat hidupku berkwalitas.
Aku akan bersemangat menjalani hidup ini. Apalagi dalam buku yang kubaca itu
kutemukan hikmah yang dapat membuatku lebih menghargai hidup ini. menghargai
diriku sendiri.
Dalam aktivitas membaca dan menulis ini juga aku jadi lebih
memahami bahwa kita nggak perlu alasan untuk mencintai sesuatu atau orang lain
selain karena kecintaan kita pada Allah. Sebab dari segala sebab. Hingga kita
nggak perlu bersedih tentang apa pun karena kita nggak akan pernah sendiri. So,
berbahagialah!
Komentar
Posting Komentar