Kesadaran Diri sebagai Seorang Manusia
Siang itu sekolah dihebohkan dengan seorang teman
yang histeris. Ia, sebut saja Mawar, dilabrak oleh LSM karena masalah keluarga
siswa (alumni) yang merasa tertipu. Anak ini gagal untuk berangkat kerja ke
luar negeri karena agensi yang bekerja sama dengan Mawar ternyata illegal.
Jadi, Mawar harus menanggung tuntutan keluarga yang sudah deposit uang padanya.
Well, to make a long story short, Mawar terbelit masalah
keuangan yang berat. Mawar sering menangis dan bolos mengajar. Masalah yang
bikin prihatin, karena mengganggu kinerjanya sebagai guru. Meski ini masalah
pribadinya, kepala sekolah dan beberapa guru akhirnya turun tangan untuk
membantu karena kasihan. Apalagi kesadaran diri sebagai manusia menjadikan kami
nggak bisa membiarkan masalah ini berkembang menjadi lebih buruk.
Pengertian
Kesadaran Diri sebagai Manusia
Kesadaran diri adalah salah satu kemampuan individu
dalam hal menganalisa pikiran dan perasaan yang ada dalam diri. Ini merupakan
dasar dari kecerdasan emosional. Seseorang yang memiliki kesadaran diri sebagai
seorang manusia akan memiliki rasa kasih sayang pada sesama dan rela membantu
siapa pun yang membutuhkan.
Kesadaran akan rasa kasih sayang pada sesama ini
yang membuat kami membantu Mawar menyelesaikan masalahnya. Mengunjungi anak
yang sakit tersebut sebagai bentuk perhatian kami. Si anak kehilangan kesadaran
diri dan harus berobat ke dokter syaraf. Dan, kami juga memberi dorongan mental pada Mawar
yang (untungnya) memiliki sifat terbuka. Hampir nggak ada rahasia yang ia
sembunyikan, kecuali jumlah uang yang ia punya.😊
5
Level Kesadaran Diri dalam Psikologi
Kejadian yang menimpa Mawar ini mungkin ada kaitannya
dengan kesadaran diri dalam psikologi. Adam blatner, M.D, menyatakan bahwa ada 5 level kesadaran diri,
yaitu:
- Ekspresi terbuka
- Rahasia
- Menipu diri
- Kepercayaan yang tanpa disadari
- Sesuatu yang tak pernah disadari
Ekspresi
Terbuka ini mengacu pada seseorang yang dapat dengan bebas
mengatakan apa yang ia pikirkan. Outspoken. Ia akan dengan mudah dan jelas
menyampaikan ide dan pemikirannya pada orang lain.
Dalam kasus Mawar, ia tipe yang outspoken hingga semua orang tahu masalahnya. Selain mendapat
bantuan yang ia butuhkan, Mawar juga terlihat lebih stabil emosinya setelah
bicara. Alhamdulillah, masalah Mawar sekarang telah selesai dan si anak juga
sudah sehat kembali
Rahasia.
Level kedua ini mengacu pada seseorang yang dapat mengakui apa yang ia pikirkan
pada seseorang yang ia percaya atau psychotherapist. Seseorang dengan tipe ini
memiliki kecenderungan untuk menyimpan pemikirannya sebagai ‘rahasia’ dalam
dirinya. Dan, ia menyadari hal tersebut.
Menipu
Diri.
Level ketiga memiliki tendency untuk menyangkal atau
menghindari apa yang ia rasakan dan pikirkan. Seperti, ia akan mengatakan,”Aku
sedih? Nggak! Aku nggak apa-apa.” Ini adalah level ‘pre-conscious’.
Psikoterapist akan membantunya untuk santai dan mengakui perasaannya pada
therapist. Dalam psikodraama, double role adalah untuk membantunya untuk
mengutarakan hal tersebut.
Kepercayaan
yang tanpa disadari.
Level keempat ini melibatkan perasaan yang nggak
nyaman. Psychoanalyst menyebutnya the unconscious. Perasaan insecure yang bikin kita incompatible dengan diri
sendiri dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Untungnya, dengan terapi yang
baik ia akan mencapai rasa percaya diri dan mendapatkan ide ‘insight’ untuk
berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Sesuatu
yang nggak pernah disadari.
Level ini mengacu pada seseorang yang terbiasa dalam
lingkungan tertentu, hingga nggak pernah sadar tentang hal yang lain. Seperti
seseorang yang terbiasa menerima abuse dari keluarganya, ia nggak mengerti
bahwa apa yang ia hadapi itu nggak sehat. Seseorang dalam kondisi ini akan
berubah seiring dengan pertambahan usia dan perubahan lingkungan sosialnya. Ia
akan sadar dan mengubah cara dirinya melihat diri dan sekitarnya.
Misalnya, seseorang terbiasa dipukul dalam keluarga
akan mengira bahwa hal wajar orang tua memukul anaknya hingga ia melihat
keluarga lain yang berbeda, membaca buku tentang parenting , atau mendengarkan
pemaparan tentang cara mendidik anak yang baik. Pemikiran dan kesadaran diri
yang sebelumnya tidak diketahui, perlahan akan berubah dan tercerahkan.
Analoginya, mungkin mirip dengan seseorang yang
terbiasa tinggal di antara tumpukan sampah. Dalam pemikirannya dunia ini adalah
bau busuk yang menyengat, hingga ia pindah ke pemukiman lain dan menyadari
bahwa dunia ini memiliki bau lain selain bau sampah.
Cara
Menumbuhkan Kesadaran Diri
Mengetahui keadaan diri dan sekitar adalah proses
berpikir yang membutuhkan kesadaran diri. Keadaan yang perlu kita jaga dengan
baik. Nah, berdasarkan apa yang dialami oleh Mawar, aku dapat menarik hikmah
tentang cara menumbuhkan kesadaran diri agar nggak mengalami musibah yang nggak
perlu.
1.
Mendengarkan
saran
Aku memperhatikan, Mawar masih melakukan aktivitas menyalurkan tenaga kerja migran ke luar negeri, meski ia sadar risikonya. Hanya saja, kali ini ia sudah mulai mendengarkan saran untuk lebih berhari-hati dalam memilih agensi yang resmi. Tapi, entah deh. Aku masih mendengar beberapa orang melabraknya karena urusan ini.
Mawar hanya mendengarkan saran sesuai keinginannya saja. Baginya, yang penting masalahnya selesai. Bagaimana pun caranya. Kami pun tahu bahwa, Mawar mendengarkan saran. Mawar hanya nggak melakukan semua saran tersebut.
2.
Membaca
buku yang baik
Membaca adalah cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kesadaran diri. Apalagi setelah membaca buku
tersebut, kita mendiskusikannya dengan orang yang memahami masalah tersebut. Misalnya,
kita membaca buku parenting dan mendapatkan ilmu baru dari buku tersebut. Lalu,
kita diskusi dengan teman-teman atau ahli yang memahami tentang parenting untuk
mendapatkan informasi yang valid.
3.
Mengikuti
komunitas bermanfaat
Bertemu dengan orang banyak yang memiliki berbagai kemampuan dan pengetahuan di bidangnya akan membuka kesadaran diri kita tentang dunia ini. Seperti kisah Mawar temanku yang mengikuti komunitas kerja yang ia minati. Dalam komunitas tersebut ia memperoleh insight positif yang memberinya semangat untuk bangkit.
4. Bergaul
dengan teman yang baik
Sebagai manusia biasa, kita pasti membutuhkan teman atau supporting system yang dapat mendukung kita. Selain menjadi networking yang membuka peluang kita untuk maju dan sukses, mereka nggak akan berpaling saat kita jatuh. Teman yang baik akan mengingatkan kita untuk bangkit dan sadar dengan potensi diri kita.
5.
Jalan-jalan
Rekreasi dengan melakukan aktivitas jalan-jalan akan membantu kita menyadari tentang keadaan lingkungan sekitar kita. Pemahaman tentang dunia dengan merasakan, melihat, dan menyentuh dengan panca indra akan lebih memperkuat rasa kesadaran diri bahwa kita adalah bagian dari dunia ini. Entitas yang satu.
6.
Berjalan
kaki
Berbeda dengan melakukan perjalanan
menggunakan kendaraan, berjalan kaki memiliki nilai pengalaman yang berbeda. Kita
akan merasa lebih dekat dengan dunia sekitar. Kupikir, mungkin itulah sebabnya
aktivitas fisik berjalan kaki ini pun dapat membangkitkan kesadaran bahwa kita
adalah sama. Berjalan di atas tanah yang sama. Bumi yang satu.
Kesimpulan
Kesadaran diri bahwa kita adalah manusia yang
bernapas di bumi yang sama kiranya dapat menjadikan kita lebih berempati dengan
penderitaan dan kesulitan orang lain. Sedang, kefanaan yang melekati diri kita
pun nggak menjadikan kita yakin bahwa posisi hari ini adalah abadi. Semua keadaan
bisa saja berbalik. So, saling membantu adalah jalan terbaik untuk menolong
diri kita di masa depan.
Seperti apa yang guruku pernah bilang, kita harus
menyadari bahwa yang kita lakukan akan kembali pada kita. Bagaimana pun
caranya. Bahwa amal perbuatan hari ini suatu saat nanti akan menjadi mahluk.
Menolong kita di saat tak terduga.
Semoga Allah menolong kita semua. Semoga kita
termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung berjalan di jalan yang
lurus. Aamiin.
Keren, Mbak!
BalasHapusTerima kasih Kak Fathur..
Hapus