Burnout: Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Lelah dan mengantuk terus menerus saat sedang bekerja? Pasti pernah, ya? Kondisi yang biasa disebut dengan sindrom
burnout ini bisa mengganggu bila terus berlangsung. Jadi, gimana cara
mengatasinya?
Okey, sebelum membahas
cara mengatasi masalah burnout, mari kita check pengertian, gejala, dan
penyebab burnout ini.
Pengertian Burnout
Burnout adalah kondisi
di mana kita secara fisik, emosi, dan mental mengalami kelelahan yang
berlebihan karena stress yang berkepanjangan. Kondisi ini bisa saja dialami
siapa pun yang merasa kewalahan dengan keadaan pekerjaan, terkuras energinya,
dan nggak mampu mengatasi tuntutan kerja yang tinggi.
Bagiku yang sudah
mengajar lebih dari 10 tahun, rasanya aku pun pernah mengalami burnout. Kondisi
yang bikin aku malas ngapa-ngapain. Toh, nggak ada hasilnya. Itu sih, yang
kupikir saat itu.
Gejala Burnout
Karena itu, mengetahui
gejala burnout dapat mengurangi kondisi kronis yang mengakibatkan kualitas hidup dan kesehatan kita terganggu.
Beberapa gejala yang
dapat dirasakan adalah perasaan gagal, self-doubt, tak berdaya, dan
kehilangan harapan, merasa sendiri di dunia ini, kurang termotivasi, makin
pesimis, dan perasaan negative lain. Keadaan ini bisa mengurangi kualitas hidup
kita jika dibiarkan terjadi.
Eh, rasanya aku pernah
mengalami semua itu. Perasaan yang sungguh nggak bikin nyaman, ya?
Apakah kita sedang dalam
kondisi burnout?
Saat pandemi di mana
tuntutan kerja makin tinggi, karena perubahan gaya hidup yang begitu cepat menjadikan
kita dalam kondisi lelah. Stress.
Apalagi sebagai pekerja dan orang tua yang harus tetap mengajar anak di rumah dan mencari uang di luar
rumah. Pasti sangat melelahkan.
Menurut data, 23 dari 54% pekerja terancam mengalami burnout. Nah, untuk mengetahui gejalanya, sebuah riset telah mendata gejala burnout, yaitu:
- Setiap hari adalah hari yang buruk. Akibatnya, kita pasti gampang marah. Merasa yang terjadi nggak ada baiknya.
- Merasa sia-sia peduli pada pekerjaan dan hidupmu
karena toh, nggak ada appresiasi dan pengakuan dari sekitar.
- Kelelahan sepanjang waktu. Kita pun jadi nggak
bisa mengerjakan apa pun dengan optimal.
- Menghabiskan waktu dengan pekerjaan yang
kurang menantang dan membosankan
- Merasa yang kamu kerjakan tak membuat perbedaan
dan kurang dihargai
Setelah membaca gejala
burnout di atas, apakah kamu termasuk di dalamnya? Atau masih bingung dengan perbedaan
antara burnout dan stress. Okey, yuk kita baca perbedaan keduanya di bawah ini.
Perbedaan Burnout dan
Stress
Terkadang, aku sulit
membedakan antara kondisi burnout dan stress.
Ternyata kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang mendasar.
Stress adalah
respon tubuh terhadap tekanan. Gejala-gejala yang bisa diketahui adalah
- Terlalu terlibat dengan pekerjaan
Gejala
awal ini terlihat dari kondisi seseorang yang hampir 24 jam berkutat dengan
pekerjaannya. Seolah hidupnya adalah pekerjaannya. Ia biasanya hampir nggak
punya dunia lain.
- Emosional dan overactive
Seseorang
yang mudah emosi dan overactive terhadap suatu masalah pun biasanya termasuk
orang yang stress. Ia terlalu tegang dan khawatir dengan pekerjaan yang ia
lakukan hingga sulit untuk menerima masukan atas suatu masalah. Sehingga ia pun
sering bertindak berlebihan. Nggak sesuai dengan porsinya.
- Tergesa-gesa dan hyperactive
Orang
stress pun tergambar dari sikapnya yang ingin selalu buru-buru dan terlihat
sibuk sekali. Kita akan jarang melihat orang ini beristirahat. Tidak santai.
- Kehilangan tenaga
Karena
sikapnya yang terburu-buru, nggak bisa diam, bersikap berlebihan, dan mudah marah,
maka orang yang stress akan mudah kelelahan. Kehabisan tenaga meski masih pagi
hari.
- Cenderung pada anxiety disorder
Karena
orang stress sering membesar-besarkan masalah, mereka punya kecenderungan mudah
panik. Bahkan, rasa paniknya pun bisa saja menjadikan kondisi fisiknya melemah.
- Merusak secara fisik
Kecenderungan
mudah marah, panic, membesar-besarkan masalah dan sering terburu-buru akan
merusak kita secara fisik. Tubuh biasanya nggak sanggup menahan tekanan emosi
yang kuat secara terus-menerus tanpa jeda. Akibatnya, orang yang stress akan
mudah jatuh sakit.
- Dapat membunuh secara premature
Kondisi
fisik dan emosi yang nggak bisa dikendalikan akan mengganggu organ pencernaan.
Tubuh pun akan bereaksi hingga muncullah penyakit yang dapat mengakibatkan
kematian.
Burnout adalah
kondisi merasa tanpa gairah dan kosong. Seolah nggak ada semangat hidup lagi.
- Karakertnya tak mau terlibat
Berbeda
dengan tipe stress, tipe burnout akan memiliki kecenderungan masa bodo. Ia
nggak akan peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, karena nggak merasa
perlu lagi.
- Emosi datar
Kondisi
burnout yang menurutku menakutkan adalah emosi yang datar. Kondisi emosi yang
seolah mati rasa ini bisa mengakibatkan seseorang nggak punya rasa empati pada
kesulitan orang lain.
- Tak berdaya dan tak punya harapan
Keputusasaan
dan kehilangan harapan kronik ini sangat berbahaya bagi diri kita. Seseorang
yang burnout seolah terlepas dari keinginan untuk hidup yang lebih baik. Ia
merasa nggak ada gunanya lagi kerja keras yang ia lakukan. Toh, nggak ada hasilnya.
Kondisi
pesimis dan apatis ini bisa mengakibatkan seseorang dengan sindrom burnout diam
atau tidur seharian tanpa melakukan apa-apa. Bahkan mereka mungkin malas untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, seperti makan.
- Kehilangan motivasi, ide dan harapan
Kondisi
tanpa keinginan dan daya ini pun sangat berbahaya. Orang ini akan sulit diajak
ngobrol dan bertukar pikiran untuk masa depan. Ia telah merasa bahwa sekeras
apa pun usaha nggak ada gunanya.
- Cenderung mengisolasi diri dan depresi
Rasa
kecewa dengan diri dan lingkungan sekitar menjadikan orang dengan sindrom
burnout nggak mau lagi bergaul. Ia akan mengunci diri di kamar. Nggak mau lagi
ketemu orang lain.
- Merusak secara mental
Kondisi
kronik di atas, akan merusak mental. Orang dengan sindrom burnout jika tidak
ditangani dengan baik, akan menggangu kesehatan fisik, emosi, dan mentalnya. Ia
akan tampak seperti orang yang punya masalah mental.
- Merasa nggak ada gunanya hidup
Kondisi
yang sangat berbahaya ini menjadikan seorang dengan burnout akan memiliki dunia
sendiri. Seolah terpisah dari dunia nyata.
Penyebab Burnout
Burnout bukanlah kondisi
tanpa sebab. Penyebabnya bisa berasal dari stress panjang yang berasal dari pekerjaan, gaya hidup, dan personal
trait.
Penyebab burnout pada
pekerjaan
- Merasa tak punya control atau sedikit
control pada pekerjaan
- Kurang mendapat pengakuan dan penghargaan
atas kerja keras
- Tak jelasnya atau terlalu berlebihan dalam
ekspektasi pekerjaan
- Pekerjaan yang menoton atau nggak menantang
- Suasana kerja yang chaos dan tekanan kerja
yang tinggi
Penyebab burnout pada gaya hidup
- Bekerja terlalu keras, tanpa waktu santai
- Kurangnya kedekatan atau dukungan dari orang
terdekat
- Memiliki terlalu banyak tanggung jawab
tanpa mendapatkan cukup bantuan dari orang lain
- Tak cukup tidur
Penyebab burnout dari personal traits
- Kecenderungan perfectionist
- Pandangan pesimis pada diri, nggak ada yang cukup
- Keinginan untuk mengontrol, enggan untuk
mendelegasikan pada orang lain
- Pencapaian yang tinggi, Type A personality.
Tips how to cope with
Burn Out
Berhenti sejenak dan
mengubah arah dengan mempelajari bagaimana menolong diri sendiri agar bisa
kembali merasa sehat dan berpikir positif lagi.
Menurut artikel yang kubaca, ada 3 R yang bisa dipahami lebih dulu, yaitu: Recognize, Reverse, dan Resilience.
Tahap recognize adalah tahap mengenali kondisi. Reverse adalah
kondisi undo atau mencari support untuk mengatasi efek
buruk burnout. Sedangkan, resilient adalah menjaga
kesehatan diri baik fisik maupun mental.
Selanjutnya, ada lima
tips yang bisa kita lakukan.
- Bangun hubungan dengan orang lain.
Kita bisa mulai dengan mendekati teman-teman dekat kita. Selain itu, mencari teman baru, berbagi dengan orang lain pun bisa membuat bahagia. Rasa yang menyenangkan dan menimbulkan rasa bahwa kita adalah seseorang yang berharga.
- Setting ulang caramu melihat pekerjaan
Dalam
hidup ini, banyak hal selain pekerjaan yang juga penting. Sebut saja keluarga
yang menyayangi kita, kekasih yang mencintai kita, atau teman yang dapat
membuat hidup kita bewarna. Artinya, kita harus mengatur ulang waktu dan tenaga
yang kita habiskan dalam pekerjaan agar kita mempunyai waktu untuk mereka..
- Evaluasi ulang prioritas kita
Seorang
teman bilang bahwa kita bekerja untuk membahagiakan keluarga. Namun, dalam
prosesnya kita sering melupakan hal tersebut dan mengabaikan keluarga. Kita lebih
meletakkan pekerjaan di atas keluarga.
So,
diam dan berpikir sejenak sangatlah baik untuk mengevaluasi ulang prioritas
daam hidup ini hngga kita bisa mengatasi burnout. Dan, jika kondisi tak lagi
dapat dikendalikan, mungkin keputusan untuk keluar dari pekerjaan adalah
pilihan bijak.
- Buat latihan prioritas
Latihan
membuat prioritas dalam hidup pun dapat menjadi tantangan bagi kita untuk
mengatasi burnout. Dengan menuliskannya, kita bisa mencoba mengevaluasi diri
dan mengambil keputusan yang terbaik bagi hidup kita.
Salah
satu cara latihan terbaik adalah mengupayakan agar pekerjaan yang kita lakukan
terasa lebih menyenangkan dan menantang. Kita juga bisa pindah suasana dengan
bekerja bukan di meja kerja, tapi di tempat lain yang menurut kita lebih
nyaman.
- Dukung mood kamu dan level energimu dengan diet sehat. Setelah semua usaha untuk mengatasi burnout dilakukan, kita butuh pendukung semangat dan penambah energy agar tubuh sehat. Makanan sehat dan enak sangat baik untuk membantu meningkatkan kebahagiaan kita. Mungkin, sesuai dengan pepatah lama bahwa, “Kebahagiaan itu pun terletak di perut..”
Apalagi jika kita menikmati diet sehat itu di tengah suasana liburan yang menyenangkan. Pasti, rasa bahagia akan muncul. Mudah-mudahan kondisi sehat dan bahagia dapat menyingkirkan burnout pada diri kita. Insha Allah. (Dikutip dari berbagai sumber)
Komentar
Posting Komentar