REVIEW BUKU: OMAR KHAYYAM Sang Pecinta Sepanjang Zaman
Jika
kamu mengelilingi dunia, datanglah ke Nishapur. Lalu, naiklah ke sebuah menara.
Di sana, kamu akan melihat bintang-bintang. Sebagaimana Omar Khayyam dimabukkan
oleh cintanya.
Nah,
penasaran dengan siapa itu Omar Khayyam? Sang pecinta sepanjang zaman. Seorang
filsuf, ahli matenatika, astronom, dan pengarang puisi-puisi Rubaiyat yang
masyur. Bahkan ada yang menjulukinya sebagai Ibnu Sina kedua.
Tentang Omar Khayyam
Omar
Khayyam lahir dari seorang ayah yang bernama Ibrahim. Seorang tukang tenda.
Hingga Omar lebih dikenal sebagai anak tukang tenda atau putra Ibrahim. Namun,
Omar berhasil menduduki jabatan terhormat sebagai ahli falak sultan berkat
kecerdasan dan kegigihannya dalam bekerja.
Review Buku Omar Khayyam
Kecintaan
seseorang pada sang kekasih mungkin nggak akan menyamai rasa cinta Omar pada
bintang-bintang. Hingga regukan cawan anggur cinta yang tumpah pun masih bisa
Omar nikmati saat ia tenggelam mempelajari bintang-bintang di langit malam.
Omar
bisa menggantikan cinta kekasihnya yang hilang dengan kekasih lain. Meski
hatinya tetap berdetak karena Yasmi, ia bisa membersamai Ayesha. Perempuan Arab
yang cantik dan pintar seperti macan betina gurun. Gambaran atas seorang budak yang
akan melakukan segalanya agar dirinya bebas.
Buku
karya Harold Lamb ini menyuguhkan perjalanan mistis menuju pemahaman tentang
kebenaran dalam sudut pandang seorang filsuf. Pandangan yang mungkin berbeda
dari sudut pandang Nizam Al Malik, wazir tua istana yang sudah memerintah
berpuluh tahun.
Aku
pun mencoba melihat cinta dan bintang-bintang dalam gelapnya malam yang penuh
misteri dengan mata yang berbeda. Meski aku menyadari kesadaran Omar Khayyam
tentang anggur cinta, bintang-bintang, dan dirinya sendiri, nggak seperti
pemahaman sebagian besar orang.
Ketidak
peduliannya dengan yang selain cintanya, menjadikan Omar buta dan tuli selain
tentang bintang-bintang dan sang kekasih.
Membaca
buku ini pun akan menyadarkan kita tentang kebenaran usang yang ternyata
keliru. Namun sulit terpatahkan karena terlanjur diyakini. Lalu, kita pun akan
mempertanyakan segalanya hingga tak akan ada lagi keraguan.
Omar
membuktikan bahwa kebenaran yang satu tak berbeda dari kebenaran yang
lain, kalau kebenaran itu bisa didapatkan..(hal.78)
Penokohan dalam buku Omar Khayyam
Omar
Khayyam, seorang pelajar yang tekun. Ia menyukai
ilmu hitung dan perbintangan. Kecerdasan dan ketekunannya menjadikan ia sukses.
Sayang, rasa iri dan ketidak-siapan masyarakat atas ilmu pengetahuan membuat
Omar Khayyam terusir. Karirnya pun hancur.
Rahim,
saudara angkat Omar Khayyam yang akhirnya tewas dalam perang.
Jafarak,
badut bopeng yang selalu mengikuti Omar. Semula ia adalah pelayan setia Rahim.
Nizam, wazir
tua yang berambisi memerintah negara dengan kehendaknya. Ia akhirnya pun
terbunuh. Tidak diketahui siapa pembunuhnya.
Akroenos,
teman Hassan bin Sabbah. Ia seorang pedagang yang memiliki cara pandang yang luas
tentang sifat manusia pada umumnya.
Hassan
bin Sabbah. Orang bijak yang usianya terpaut tiga
tahun dengan Omar. Mereka sering berdiskusi
Syekh
Ali,
guru ilmu falak Omar Khayyam yang iri sekaligus kagum dengan kecerdasan Omar.
“Wahai tamuku, ia menyelesaikan soal persamaan kubus dengan mudah seperti kau
merangkai butir-butir tasbih gading itu pada benang sutra..(hal.74)
Tutush,
mata-mata bayaran Nizam yang licik. Bertubuh pendek dan gemuk.
Yasmi, kekasih
Omar yang meninggal karena penyakit sampar. Gadis cantik anak penjual buku di
Nishapur ini adalah cinta Omar yang kandas.
Zoe, budak
Yunani yang sempat ditolong oleh Omar. Sayang, mereka terpisah karena keluarga
Rahim menjualnya di pasar budak.
Sinopsis Omar Khayyam
Cinta
Omar pada bintang-bintang dan ilmu pengetahuan bagai sebuah oase di padang
pasir. Hingga, membaca buku fiksi biografi setebal 480 halaman ini mungkin akan
memabukkan bagimu yang lama nggak meminum anggur dari cawan pengetahuan.
Selanjutnya,
kamu akan mereguknya dalam diam dan keheningan bersama malam. Nanti, setelah
membaca buku ini, kamu akan memandang malam berbintang dengan mata yang
berbeda.
Nah,
kisah ini dimulai di sebuah kota kecil Nishapur. Tempat pertama kali Yasmi, Rahim
dan tokoh utama kita, Omar bertemu. Dan, saat itulah Yasmi menggoda Omar dengan
keluguannya. Namun, cinta mereka lama terkurung waktu.
Omar
menemani Rahim dalam perjalanan mereka mengabdi pada sultan. Sayang, sahabat
Omar sejak kanak-kanak itu tewas di tengah kecamuk perang melawan tentara
Yunani. Omar menguburkan sahabatnya itu di antara debu-debu kering gurun. Omar
merasa kehilangan arah.
Karena
tak ada tujuan lain, Omar pun belajar pada syaikh Ali yang mengetahui bakat
kecerdasan Omar. Syaikh Ali mempromosikan Omar pada Nizam, seorang wazir istana
yang berkuasa. Berkat Nizam, Omar mendapatkan kemuliaan. Ia pun dapat
mendirikan rumah bintang, impiannya bagi Yasmi. Menara tempatnya mengamati
bintang-bintang. Cinta dalam hidupnya.
Cinta
Omar pada Yasmi abadi dalam hatinya. Sementara karir Omar makin bersinar. Ia
mampu menemukan perbedaan perhitungan lama Ptolemous yang keliru. Ambisi Omar
untuk membuat almanak tandingan yang berbeda dengan almanak Persia, tarikh
Jazdigirid didukung oleh Nizam. Tak peduli dengan kecaman dari para ulama yang
menganggap bahwa itu adalah ilmu gaib yang berbahaya.
Namun,
Omar akhirnya menyadari bahwa dirinya diperalat oleh Nizam demi ambisinya
menguasai negara. Omar juga marah atas pengkhianatan Tutush, mata-mata Nizam
yang menyembunyikan keadaan Yasmi. Omar pun bersekutu dengan
Akroenos, orang Armenia yang dianggap sesat karena dianggap sebagai penganut
agama ketujuh. Mereka diburu oleh Nizam.
Dalam pengembaraannya, Omar menyadari keberadaan dirinya. Tanpa istri, tanpa teman dan tanpa rumah. Jafarak pun telah meninggal. Putus sudah semua penghubung dengan Rahim, saudara angkatnya. Buku-buku nya telah dilarang beredar di madrasah-madrasah dan almanak pun sudah dibakar. Bahkan rumah bintang sudah disita.
Khayyam, yang sudah sekian lama menyulam ilmu,
Putus sudah benang hidupnya. Benar atau salah.
Gunting nasib telah memotongnya dan tibalah giliran untuk dijual,
Diserukan kepada Dallah, “juallah dengan amat murah.”(hal. 472)
Hikmah kisah Omar Khayyam
Kesadaran akan pentingnya menuntut ilmu yang diimbangi dengan rasa hormat akan membawa kebahagiaan dan ketenangan jiwa.
Setelah
membaca buku ini, aku pun makin menyadari bahwa penerimaan akan ilmu
pengetahuan yang baru itu butuh waktu. Kesabaran dari seorang penuntut ilmu
adalah sama besarnya dengan seorang guru yang ingin menyebarkan ilmunya.
***
Penulis. : Harold Lamb
Tebal buku : 480 halaman
Penerjemah : Susbela M. Nur
Penyunting : Zulkarnaen Ishak
Penerbit : Diva Press
Komentar
Posting Komentar