Semoga Allah Mengabulkan Harapan Terbesarku
Apa sih passionmu? Kok,
hidupmu sepertinya begini-begini aja. Nggak ada kemajuan. Lihat tuh, si anu
sudah sukses. Bla bla bla..
Pernah dengar omongan
seperti itu? Lalu, apa yang bisa kamu lakukan selain berdoa. Semoga Allah
mengabulkan Harapan terbesarku. Semoga Allah mengangkat derajat diriku dan
keluargaku.
Nah, pahitnya ucapan
tetangga atau orang-orang yang katanya teman, tapi julid dengan urusan kita
pasti bikin gemes, ya? But, that’s life. Aku nggak bisa mengatur pikiran dan
lidah orang lain. Aku hanya bisa mengatur hati, menyusun rencana, dan
mengeksekusi rencana tersebut.
Masalah hasilnya, itu
ada di tangan Allah. Aku hanya manusia yang tugasnya berusaha semaksimal
mungkin. Eh, itu menurutku lho. Pendapatmu pun boleh kamu utarakan dan tulis di
komentar atau ungkapkan. Sungguh! Allah kan ciptakan kita berbeda, agar kita
bisa saling menghargai dan melengkapi. Iya, kan?
Okey, aku akan
ceritakan padamu tentang harapan terbesarku, sambil terus berdoa. Semoga Allah
mengijabah doaku ini. Oya, sekarang kan sudah mendekati malam-malam terakhir
Ramadhan. Saat doa-doa naik ke langit.
Kesehatan
keluargaku
Alhamdulillah, minggu lalu,
adikku telah melahirkan bayi laki-laki
lewat operasi cesar. Sayangnya, bayi yang diberi nama Hasan itu harus dirawat
di NICU karena beratnya hanya 1, 8 kilo. Ukurannya masih di bawah normal.
Aku sedih sekali
mendengarnya. Namun, aku nggak bisa berbuat apa-apa selain berdoa untuk
kesehatan Hasan. Semoga ia segera pulih dan bisa bersama ibunya.
Menaikkan
haji orang tuaku
Salah satu impianku adalah
menaikkan haji kedua orang tua. Itu pasti, ya? Apalagi bagiku yang mengerti
tentang kerinduan mereka terhadap tanah suci. Rasa yang terpendam dalam hati. Saat
ini sambil menulis ini pun, aku memejamkan mataku dan berdoa. Semoga Allah
memanggil kami untuk beribadah di tanah suci. Aamiin.
Membuka
usaha yang dapat membantu orang tuaku
Sejak pandemi tahun
lalu, orang tuaku praktis tidak jualan di pasar koga lagi. Pasar itu sepi
sekali, hingga ibu nggak mau jualan lagi. Nggak balik modal, katanya. Ibu ingin
sekali membuka warung di rumah. Sayangnya, di lingkungan rumahku lebih cocok untuk
jualan makanan. Padahal kami kan jualan mainan anak.
Sekarang sih, aku masih
berusaha untuk menjual barang-barang ibu di market place dan lewat wag.
Alhamdulillah, aku bisa menjual barang-barang mainan ibu, meski baru satu dua.
Harapanku sih, dagangan ibu laris seperti dulu. Dan, aku harus berusaha
menemukan caranya.
Membahagiakan
orang tuaku
Melihat senyum
kebahagiaan orang tua itu menyenangkan. Aku termasuk beruntung masih tinggal
bersama orang tua. Jadi aku bisa selalu membantu mengurus mereka. Aku hanya
ingin melengkapi kebahagiaan mereka dengan memenuhi keinginan meraka. Segera menikah
dan membentuk keluarga sendiri. Hidup bahagia seperti orang lain,
Menulis
Buku/ Menulis Novel
Aku ingin sekali
menulis buku atau novel. Sebenarnya, aku sudah belajar tentang beberapa
applikasi menulis online, seperti storial, KBM, dan lain-lain. Aku hanya harus
meneguhkan hati dan semangat untuk memulainya.
Apalagi setelah
mengikuti pelatihan menulis bersama Kak Dini Fitria dan Kak Jia Effendie
kemarin. Duh, rasanya tambah semangat. Aku pun sudah mulai membaca buku
tulisannya Khaled Hosaini, George Orwell dan lain-lain. Semoga tahun ini aku
bisa menyelesaikan novelku. Aamiin.
Kesimpulan
Impian terbesar dalam hidupku adalah hidup bermanfaat. Dapat berbagi dengan orang-orang di sekitatku. Aku hanya perlu mengingat begitu banyak rahmat yang berlimpah pada diriku. Tak peduli apa pun kata orang,
Semoga Allah menolongku dan mengabulkan doa-doaku di hari ini, di saat ini. Aamiin..
wah keren mbak tulisannya mba yoha
BalasHapus