Menggali Potensi Peserta Didik dengan Hybrid Learning


Menggali-potensi-peserta-didik-dengan-hybrid-learning
Pak Solihin (baju merah), ketua MPLS SMK BLK Bandarlampung 2020/2021 berfoto bersama pemateri dunia usaha secara daring

Sejak pandemi berlangsung, guru dan peserta didik dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring. Meski terbentur dengan banyak masalah yang menghambat proses pembelajaan, peserta didik dan guru harus berusaha untuk beradaptasi dengan penggunaan teknologi baru.

Masalahnya, sebagai siswa SMK yang dituntut memiliki kompetensi keterampilan, siswa harus praktik di bengkel atau laboratorium. Aktivitas yang belum bisa dilakukan di rumah, karena keterbatasan pengawasan dan fasilitas di rumah peserta didik. Hingga sekolah pun mengadakan hybrid learning. Kombinasi pembelajaran luring dan daring yang diadakan sejak tahun lalu.

Baca juga: Meraih Pekerjaan Impian Bersama SMK

Nah, menjelang Tahun Ajaran Baru yang akan berlangsung tanggal 12 Juli 2021, SMK BLK Bandarlampung akan menerima tantangan baru. Memperkenalkan sekolah pada calon peserta didik lewat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan tema Menggali Potensi Peserta Didik dengan Hybrid Learning.

Menggali-potensi-peserta-didik-dengan-hybrid-learning
Foto SMK BLK Bandarlampung. Foto diambil sebelum pandemi.


Apa sih Masa Pengenalan Sekolah itu?

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah kegiatan tahunan sekolah dalam menyambut peserta didik baru. MPLS yang juga dikenal dengan nama Masa Orientasi Siswa (MOS) dan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) ini mengenalkan pada peserta didik baru tentang lingkungan sekolah.

SMK BLK Bandarlampung mulai mengadakan MPLS yang dulu bernama MOS sejak tahun 2003. Tahun sekolah ini berdiri. MPLS mengusung tema yang disesuaikan dengan keadaan dan tuntutan pendidikan yang sedang berlangsung.

Biasanya, MPLS SMK BLK Bandarlampung diadakan selama 3 hari dengan agenda acara, yaitu: Pembukaan acara MPLS. Lalu, hari kedua dengan agenda Pengenalan Wiyata Mandala, eskul, jurusan, pembelajaran hybrid. Dan, hari ketiga dengan agenda Pengenalan Dunia Usaha dan Dunia Industri dan Penutupan.

Siswa jurusan listrik praktik di bengkel listrik SMK BLK Bandarlampung


Manfaat dan Tujuan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Meski sempat menimbulkan pro dan kontra terkait pelaksanaan MPLS sejak kasus kekerasan di tahun 2016, MPLS tetap dilaksanakan oleh guru dan siswa. Apalagi, MPLS dianggap penting untuk mempersiapkan mental siswa selama transisi dari jenjang pendidikan sebelumnya.

Aku sih merasa yakin bahwa peserta didik akan merasa bingung kalau MPLS tidak dilakukan. Siswa mungkin jadi kurang mengenal sekolah, baik guru, program keahlian, dan eskul yang diminati. Padahal, moment MPLS pun bisa dijadikan ajang memperkenalkan visi misi sekolah, jurusan, wawasan kebangsaan, atau penguatan tentang pelajar Pancasila. Selain tentu saja penguatan gerakan literasi sekolah.


Menggali Potensi Peserta didik bersama SMK Pusat Keunggulan 

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pendidikan kejuruan bertujuan untuk membentuk tenaga kerja yang terampil, kompetitif, dan berkompetensi sejak dini. Hingga, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat langsung bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.

Kemendikbud pun terus mendorong agar terjadi kolaborasi antara sekolah kejuruan dengan dunia usaha dan dunia industri melalui program sekolah kejuruan rujukan. SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang bertujuan sebagai SMK rujuakan bagi SMK lainnya.

Dukungan pemerintah tersebut dilakukan dengan memperhatikan 8 aspek link and match SMK PK, yaitu:

  1. Kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills, dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja. Beberapa sekolah mengadakan Mou dengan dunia industry dalam menyusun kurikulum, seperti: SMK BLK Bandarlampung yang menggunakan kurikulum Yamaha untuk pembelajaran praktik otomotif motor di bengkel sekolah.
  2.  Pembelajaran diupayakan berbasis project riil dari dunia kerja untuk memastikan hardskills, sofskills, dan karakter yang kuat.
  3. Peningkatan jumlah dan peran guru/ instruktur dari dunia industry, maupun pakar dari dunia kerja. Seperti SMK BLK Bandarlampung merupakan sekolah kejuruan di bawah naungan PT Santi Abadi Mandiri yang merupakan perusahaan rekanan PLN. Hingga, guru/ instruktur pengajar praktik kelistrikan merupakan pakar di bidangnya dan mengetahui kebutuhan dunia industri.
  4.  Praktik Kerja Lapangan/ industri minimal selama 1 semester. PKL merupakan program SMK yang wajib dilakukan sebagai syarat kelulusan siswa. Biasanya PKL diadakan di kelas XI semester 2. Meski ada juga sekolah kejuruan yang mengadakan PKL di kelas XII.
  5. Bagi lulusan dan bagi guru/ instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standard dan kebutuhan dunia kerja. Sertifikasi kompetensi guru dan siswa dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
  6. Bagi guru/ instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan rutin. Biasanya tiap guru/ instruktur akan mendapatkan pelatihan yang diadakan sekolah atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tiap dua atau tiga bulan. Guru dan instruktur juga didukung untuk mengikuti pelatihan yang diadakan gratis oleh Kominfo setiap sebulan sekali, seperti: Digital Talent.
  7. Dilakukannya riset terapan yang mendorong teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan riil industry. SMK BLK Bandarlampung dan PT. SAM bekerja sama dengan PLN Lampung pernah mengerjakan migrasi sambungan listrik pascabayar ke prabayar di seluruh Lampung.
  8. Komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja. BKK SMK BLK Bandar Lampung telah melakukan MoU dengan beberapa dunia industry dalam upaya menyalurkan lulusannya. Hingga, diharapkan lulusan SMK dapat langsung bekerja setelah lulus sekolah.

 

Menggali-potensi-peserta-didik-dengan-hybrid-learning

Menggali Potensi Peserta didik dengan hybrid learning

Karena pandemi yang belum berakhir, SMK BLK Bandar Lampung pun harus melaksanakan pembelajaran hybrid learning dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran siswa. Tentu saja, hybrid learning ini dilakukan dengan tetap mematuhi prokes.

Metode hybrid learning yang merupakan pendekatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar, baik itu pembelajaran daring atau pun pembelajaran luring. Berbeda dengan blended learning yang fokus dengan kombinasi pembelajaran daring dan luring.

Dalam pembelajaran hybrid, beberapa siswa/peserta didik akan belajar secara offline atau luring, sementara siswa yang belajar secara online atau daring. Pembelajaran daring dilakukan dengan menonton video.

Teknisnya sih, guru/ instruktur akan menyesuaikan dengan tujuan dan ketersiapan siswa dalam proses pembelajaran. Jika dianggap proses pembelajaran tidak dapat dilakukan secara daring, maka guru/ instruktur akan mengadakan pembelajaran luring. Dan, biasanya sih pembelajaran praktiklah yang dianggap harus diadakan secara luring.

Guru/ instrukrur akan menjadwal jumlah peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran praktik di bengkel atau laboratorium selama dua kali pertemuan dalam seminggu. Per pertemuan akan memakan waktu sekitar dua jam saja dengan jumlah rombongan belajar sekitar 15 – 20 siswa per sesi. Meski yang datang hanya sekitar 10 – 15 siswa, pembelajaran praktik dapat berlangsung dengan baik.

Sedangkan untuk pembelajaran daring, peserta didik akan diberikan pembelajaran sesuai dengan jadwal mata pelajaran. Biasanya guru dan instruktur SMK BLK Bandar Lampung menggunakan applikasi whatsapp dan Google Classroom dalam pembelajaran daring ini. Guru dan siswa juga menggunakan applikasi lain yang dapat membantu proses pembelajaran, seperti Youtube, instagram, facebook, atau telegram.

Jika dalam pembelajaran daring ditemukan kasus belajar yang tak dapat dipecahkan siswa, guru. Instruktur akan menjadwal pertemuan dengan siswa tersebut. Biasanya, masalah tersebut terkait pembelajaran praktik, seperti: praktik shalat, mengaji, takwondo, dan lain-lain.

So, harapannya, dengan pendekatan hybrid learning ini peserta didik dapat menggali potensi belajar yang dimilikinya. Mereka pun menjadi lulusan SMK yang kompeten dan berdaya saing tinggi di dunia kerja. Sehingga, mereka dapat meraih pekerjaan yang diimpikan setelah lulus.


Pelajar Pancasila yang berkompetensi dan berakhlak mulia

Selain memperkenalkan jurusan, peluang, hybrid learning, dan aspek lain terkait lingkungan sekolah, dalam acara MPLS ini juga guru instruktur akan mengenalkan profil Pelajar Pancasila. Materi ini sangat penting dalam rangka program penguatan karakter bangsa.

Nah, profil Pelajar Pancasila memiliki 6 elemen, yaitu:

  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya.
  2.  Berkebinekaan Global. Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif, dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
  3. Gotong Royong. Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotongroyong, yaitu: kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah, dan ringan.
  4. Mandiri. Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu: pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
  5. Bernalar kritis. Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
  6. Kreatif. Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

Dengan mengenalkan profil Pelajar Pancasila dalam acara MPLS diharapkan peserta didik SMK BLK Bandar Lampung dapat menggali potensi dirinya dalam pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, peserta didik pun bisa menjadi kebanggaan masyarakat, bangsa, dan NKRI ini. Semoga.

Komentar

  1. Jika Pembelajaran dengan paradigma baru 'merdeka belajar' dengan azaz filosofi belajar yang memerdekakn dengan berpusat ke siswa, mengutamakan capaian belajar dengan profil pelajar Pancasila dengan metode asesmen yang tepat, saya yakin pendidikan bangsa indonesia akan jauh lebih baik.. Tuntutan untuk itu guru/tenaga pendidik harus terlebih dahulu memahami paradigma baru ini dan cepat menyesuaikan dengan Hybrid lerning sehingga capaian dan tujuan pembelajaran dapat terpenuhi... SMK Bisa-Hebat...

    BalasHapus
  2. If hybrid learning doesn't work, what solution should be done?

    BalasHapus
    Balasan
    1. I think there should be discussion due to these urgent issues. School committee, teachers, parents, and decision makers should find another ways to help students. So, we can help students get their rights...

      Hapus
  3. Very good learning, because SMK needs practice, not just material

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Keseruan Kunjungan Industri Jakarta Jogja SMK BLK Bandar Lampung 2022

PERSEPOLIS COMIC REVIEW: The Story of Childhood