Review Novel Edensor Karya Andrea Hirata

Ulasan-novel-edensor-karya-andrea-hirata

 
Judul Buku : Edensor
Penulis.       : Andrea Hirata
Penerbit.     : PT. Bentang Pustaka
Tebal Buku.: 290 halaman
ISBN.            : 978-979-1227-02-5290
Penyunting : Imam Risdiyanto
Perancang sampul : Andreas Kusumahadi

Pernah dengar kisah Ahmad Sahroni? Ia adalah crazy rich Tanjung Priok yang pendapatan per bulannya sekitar Rp2,3 M. Fantastic!

Sebenarnya, aku sih, lebih tertarik dengan ucapannya tentang kesuksesan yang ia raih. Berani bermimpi!

Kata-kata sama yang menggema di novel Edensor karya Andrea Hirata ini. Novel tetralogi Laskar Pelangi yang bikin aku begitu terkesan. Karena, selain mengisahkan perjuangan si Ikal dan Arai menggapai pendidikan di Sorbonne, mereka pun terus bermimpi untuk mencari cinta. Hingga, mereka pun mengililingi 42 negara di Eropa dan Afrika.

Perjuangan tanpa henti kedua orang udik dari Belitong ini, kupikir memberi warna baru bagiku untuk melihat diri kita sendiri.

Nah, pingin tahu ceritanya? Yuk, baca sinopsisnya dulu.


review-novel-edensor-karya-andrea-hirata
Tampilan novel Edensor di archive.org


Sinopsis Novel Edensor karya Andrea Hirata


Nggak ada yang lebih Ikal sayangi selain ayah. Lelaki pendiam itu akan melakukan apa pun demi anak-anaknya. Family man kebanggaan Ikal.

Selain ayah, lelaki lain yang mengesankan Ikal adalah Weh. Nelayan separuh baya yang membenci hidup ini. Penyakit memalukan yang ia derita telah menghisap sari-sari kehidupannya. Hingga, Weh tumbang. Kalah.

Namun, dari perkenalannya itu, Ikal belajar tentang dirinya. Zenith dan Nadir. Meski, butuh bertahun-tahun bagi Ikal untuk menyesapi arti pelajaran hidup ala Weh.

Ikal pun mengenal Mak Birah. Wanita protagonist yang begitu mencintai hidup inilah yang membantu ibu Ikal melahirkan anak-anaknya. Dan, ia bercerita, bagaimana Ikal dilahirkan. Saat-saat yang dramatis, kata Mak Irah, karena ibu Ikal ingin si bayi lahir bertepatan dengan hari lahirnya PBB. Perserikatan Bangsa Bangsa.

Bayi itu dinamakan Aqil Barraq Badrudin. Anak soleh berjidat berkilat yang nggak akan melakukan hal nggak masuk akal dalam hidupnya.

Sayang, anak yang dipanggil Ikal itu kerap membuat ulah. Bahkan Taikong Hamim, punggawa masjid pun berang dibuatnya.

Karena putus asa dengan kenakalannya, ayah pun mengganti namanya. Nama yang dipilih sendiri oleh Ikal. Andrea. Nama Italia yang nggak sengaja Ikal lihat di lembaran majalah Aktuil.

Selanjutnya, Ikal mengenal cinta pertama kalinya pada sosok A Ling. Gadis Hokian cantik yang merebut hati Ikal. Hingga ia pun berubah. Dan, ibu mengira perubahan Ikal, karena nama barunya. Subhanallah. Ayah pun merasa gembira.

Kegembiraan yang meletup pada pria pendiam itu terlukis dari sikap dan pemberiannya saat Ikal dan Arai berangkat ke Eropa. Terbang menuju Sorbonne nun jauh di sana. Mimpi yang disemai Pak Balia di benak mereka. 

Pemberian yang ayah minta untuk Ikal buka saat tiba di Sorbonne. Sarung yang dulu digunakan ayah untuk mengikat kaki Ikal agar tak terkena jari-jari sepeda saat dibonceng. Air mata Ikal mengalir. Ia begitu mencintai lelaki pendiam itu.

Selain Weh dan Mak Birah, Ikal menganggap Arai, sepupu jauhnya itu sebagai orang berpengaruh dalam hidupnya. Triangle Oscar Reutersvard.dengan sudut-sudut dimensi yang sulit diterjemahkan. 

Dalam petualangan mereka di Eropa, dari hampir membeku saat awal tiba hingga mengenal  Famke Somers yang ceria dan Katya yang jenius. Ikal pun lebih mengetahui sisi lain tentang dirinya.

Lalu, saat liburan tiba, bara mimpi-mimpi masa anak-anak mereka pun terbangun. Berkeliling Eropa dan Afrika. Mimpi yang mustahil mengingat biaya yang nggak sedikit. Tapi, mereka pantang surut.

Karena kalian berani bermimpi. Mimpi-mimpi kalian menginspirasiku. (hal. 129)

Famke salut dengan kegigihan mereka. Ia pun memberi ide brilliant agar Ikal dan Arai dapat berkeliling Eropa dan Afrika. Ikal berdebar. Nggak tahu apa yang direncanakan Famke.

Nah, apakah ide Famke itu? Apakah Ikal dan Arai sukses menggapai mimpi mereka? Penasaran, kan? Yuk, baca bareng!

Kekurangan Novel Edensor karya Andrea Hirata


Novel setebal 200an halaman ini keren banget. Namun, ada beberapa typo yang kutemukan di buku digital ini. Meski nggak mengganggu, typo ini bikin sedikit bingung juga.

Review-novel-edensor-karya-andrea-hirata
Tampilan novel online Odenser di archive.org


Kelebihan Novel Edensor karya Andrea Hirata


Membaca karya Andrea Hirata ini memberi rasa yang berbeda. Rasa manis dan jenaka. Bikin aku berpikir keras sambil tertawa. Seperti tawaku saat membaca kekonyolan orang-orang yang meraba, meremas, atau mencubit dada Ikal dan Arai di Italia karena percaya akan cinta.

Hingga aku memahami perasaan mereka bahwa cinta itu pun bikin ngilu. 

Penyampaian penulis tentang Weh yang bernasib getir di negerinya sendiri dan Toha dari Putbalingga yang terdampar di Crainova, pedalaman Rumania ini terasa nyata. Kedua laki-laki yang mempresentasikan bahwa hidup itu nggak selalu seperti yang kita inginkan. Kita hanya bisa menjalaninya. 

Filosofi kebahagiaan yang diberikan dari pelajaran moralnya adalah 

Tertawalah, seluruh dunia akan tertawa bersamamu. Jangan bersedih karena kau hanya bersedih sendirian. (hal. 155)

So, novel yang bercerita tentang usaha gigih meraih mimpi-mimpi anak Balitong ini kupikir patut diacungi dua jempol. Apalagi, petualangan keduanya di tanah Eropa untuk mencari A Ling. Bikin deg-degan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Keseruan Kunjungan Industri Jakarta Jogja SMK BLK Bandar Lampung 2022

PERSEPOLIS COMIC REVIEW: The Story of Childhood