Workshop Telusur Tamatan SMK BLK Bandar Lampung
Pak Edi, ketua BKK Provinsi Lampung sedang mempresentasikan tentang Trace Study SMK |
"Sekarang ini makin banyak pengangguran, ya?" Seorang ibu berbisik pada seorang teman di sampingnya. Ibu-ibu yang lain mengiyakan. Mereka pun bergosip tentang pilihan sekolah anak-anak mereka yang akan lulus SMP tahun depan.
"Anak tetanggaku lulusan SMK punya bengkel motor lho. Langganannya banyak. Ia juga melayani servis panggilan lewat wa. Dan, makin banyak yang kerja sama SI doi. Keren!" Seorang ibu dengan baju batik bercerita sambil menunjukkan foto anak tetangganya dan bengkel motor yang terlihat ramai.
Baca juga : Yuk Bersama Stop Bullying
Lulusan SMK di Dunia Usaha dan Dunia Kerja
Menurut penuturan Pak Edi dalam workshop Telusur Tamatan oleh Bursa Kerja di SMK BLK Bandar Lampung, tuntutan DuDika terhadap lulusan SMK makin kompleks.
Apalagi, perkembangan ekonomi dunia yang makin nggak menentu hingga menciptakan pengangguran baru. Hal yang menjadi tantangan bagi SMK agar dapat menghasilkan lulusan yang mampu berkolaborasi dan memanfaatkan kompetensi yang mereka miliki untuk menghasilkan peluang kerja baru.
Contohnya saja, peserta didikku yang lulusan SMK. Ia membuka bisnis kuliner di Jakarta. Kini, ia punya 2 gerai yang lumayan rame dan mampu mempekerjakan 4 orang karyawan.
Dan, anak tetangga yang diceritakan ibu di atas, adalah siswaku juga. Setiap hari, ia punya lebih dari 13 langganan. Sekarang, bengkel motornya makin luas. Ia pun mempekerjakan teman-temannya yang juga lulusan SMK.
Selain kedua siswaku itu, sebenarnya masih banyak siswaku lain yang sudah bekerja atau memiliki usaha sendiri. Sayangnya, Tracer Study (Penelusuran Tamatan) sekolahku baru mencapai 300an siswa dari 900an lebih lulusan tahun 2019. Masih jauh dari target 80% dari lulusan.
Artinya, tugas BKK dan stake holder sekolah yang terdiri dari guru, kepala sekolah, komite sekolah, orang tua, dan siswa, masih belum tuntas. Butuh kerjasama dari semua pihak untuk berkolaborasi agar program SMK ini sukses.
Baca juga: Yuk Pilih Berbuat baik
Apa sih Tracer Study itu?
Tracer Study adalah penelitian mengenai situasi alumni, khususnya dalam hal pencarian kerja, situasi kerja, dan pemanfaatan pemerolehan kompetensi selama sekolah.
Dengan tracer study atau Penelusuran Tamatan ini, kita juga bisa mengukur keberhasilan pembelajaran di kelas. Dan, guru dapat mengevaluasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan DuDika.
Memang sih, kesuksesan pembelajaran itu dipengaruhi nggak hanya kurikulum yang link and match dengan DuDika, tapi juga banyak faktor lain, seperti: kesiapan guru, komitmen stake holder sekolah, ketersediaan infrastruktur pendukung, dan lain-lain.
Harapannya, input yang baik akan menghasilkan output sekolah atau lulusan SMK yang kompeten dan mampu berkarya di DuDika.
Pak Edi, ketua BKK SMK Provinsi Lampung, sedang menjelaskan terkait Trace Study di SMK BLK Bandar Lampung |
Tips Telusur Tamatan
Mengetahui pentingnya tracer study untuk mengukur keberhasilan pembelajaran di SMK, maka pihak BKK mengharuskan alumni mengisi data yang disebar oleh sekolah.
Sayangnya, informasi belum tersampaikan secara merata pada alumni, karena beberapa kendala, seperti: alumni hilang kontak. So, untuk mengatasi masalah tersebut, BKK SMK dibantu guru dan wali kelas XII berusaha menelusuri alumni melalui 6 cara berikut, yaitu:
1. Informasi dari DuDika
Seperti SMK BLK Bandar Lampung yang memiliki kerjasama dengan beberapa perusahaan, seperti: Telkomsel, PT. Coca Cola, PLN, TVS, dan lain-lain, dapat meminta data alumni SMK BLK Bandar Lampung yang bekerja di perusahaan tersebut.
2. Grup Alumni
Wali kelas XII dan guru berkolaborasi menyebarkan info Trace Study lewat grup alumni baik wa maupun media sosial lain.
3. Pada saat Sidik Jari/ Legalisasi
Alumni yang melakukan sidik jari atau Legalisasi dapat mengisi data trace study yang diberikan oleh pihak TU sekolah.
4. Dari tempat PKL
Saat sedang melaksanakan program PKL, siswa SMK dapat diberikan tugas untuk mendata alumni yang bekerja di perusahaan tempat ia PKL.
Melalui cara ini, aku sering bertemu dengan alumni yang sudah sukses bekerja di perusahaan atau punya usaha sendiri. Wah, rasa bahagia itu nggak terlukiskan. Meski aku sering menyesal, karena lupa foto bareng.
5. Web, Medsos, Data online
Selain cara-cara di atas, telusur tamatan dapat dilakukan lewat web, medsos, atau data online. Meskipun nggak mudah, cara ini dapat menjaring data alumni dengan efisien. Syaratnya adalah konsisten menghubungi alumni yang hilang kontak.
6. Sistem Kakak adik
Nah, tracing study sebaiknya dilakukan sejak kelas X. Jadi, sistem Kakak adik ini dapat dilakukan.
Caranya sih dengan memasangkan adik kelas X dengan kakaknya yang kelas XI dan kelas XI dengan kakaknya yang kelas XII. Lalu, saat kakak kelas mereka lulus, maka guru dapat melacak informasi lulusan pada si adik kelas yang masih di sekolah.
Cara ini memang terdengar rumit. Tapi, saat sudah dijalankan, pasti terasa lebih mudah.
Pak Edi memberi contoh beberapa SMK yang telah sukses dengan program BKKnya ini, maka sekolahnya pasti jadi incaran banyak lulusan SMP.
Karena tolak ukur keberhasilan SMK adalah seberapa banyak lulusan SMK yang terserap di DuDika. So, idealnya sih, komitmen yang berkelanjutan semua pihak berkepentingan sangat dibutuhkan.
Komentar
Posting Komentar