3 Sudut Rumah yang Menginspirasi
Sudut rumah yang menginspirasi ini terletak di kamarku |
Hujan rintik membasahi bumi. Bau tanah membumbung di udara. Aku masih bisa merasakan jejak debu yang menempel di ujung sepatuku. Menetap. Membiaskan inspirasi hingga di sudut rumahku.
Bangunan sederhana yang didominasi warna krim ini lah tempatku tidur, makan, dan menghabiskan waktu bersama keluargaku. Sebuah rumah.
Baca juga : Yuk, Bertemu dengan Inner Child
Rumah yang setiap sudutnya memiliki makna dalam hidupku. Seperti sudut di kamar di balik pintu, tempat aku dan saudara-saudaraku bersembunyi. Melahap jajanan sambil membaca buku cerita yang kami pinjam di taman bacaan. Lalu, saat mamak memanggil, kami bisa segera naik tempat tidur. Pura-pura tidur hehe.
Rasanya mau tertawa sendiri mengingat kenakalan kami sewaktu kecil.
Sudut Rumah di Ruang Tengah Tempatku Menulis
Aku melakukan hampir semua aktivitasku di ruang keluarga. Nonton TV, makan bareng, ngobrol sambil makan camilan bahkan menulis. Asyiknya sih, ruang serba guna ini pun dekat dengan semua ruang di rumahku. Maklumlah, rumahku kan ukurannya lumayan kecil hehe.
Baca juga: Review Buku Dive and Travel Cozumel
Di sudutku ini, ada sebuah meja kecil bekas meja TV, dengan laptop merah merk Toshiba yang sudah kubeli sekitar tujuh tahun lebih. Lalu, sepasang speaker kecil berwarna hitam berada tepat di sebelah kiri laptop. Sepiring camilan pun selalu melengkapi meja ini. Kebetulan, hari ini camilannya buah pear dan apple. Kadang-kadang, sepiring pisang rebus yang berasal dari kebun sendiri
Aktivitas yang Biasa kulakukan di Sudut Ruang Tengah
Aku suka banget duduk santai sambil baca buku di sudut ruangan ini. Beberapa buku kuletakkan di sini agar mudah kuakses. Aku juga sering membaca buku online, karena aku bisa duduk bareng mamak dan bapak. Jadi, aku bisa baca buku sambil mendengarkan mereka ngobrol.
Baca juga: Naqiyyah Syam Founder Tapis Blogger
Karena mamak suka banget nonton sinetron, aku pun ikutan nonton. Kali ini sinetron yang beliau suka berjudul Suami Pengganti. Berkisah tentang masalah keluarga yang dibumbui cinta, penghianatan, dan dendam. Lumayan seru.
Terutama episode hari ini yang makin bikin greget, karena Seline yang mulai berani terang-terangan mengakui Saka sebagai suaminya. Sementara Arin masih berusaha menutupi perselingkuhan Saka demi menjaga perasaan mami dan papinya. Sayang, Selin yang pernah jadi sahabat Arin itu makin nggak peduli dengan perasaan siapa pun.
Nah, sambil nonton sinetron ini pun, aku bisa merasakan drama keluarga ini dan reaksi emak-emak saat nonton. Rasanya itu, pingin jitak jidat si Saka itu, deh. Gereget!
Sudut Rumah yang ada di Kamarku
Selain sudut di ruang tengah, aku memiliki sudut lain di rumahku. Letaknya sih di sudut kamar tepat di bawah jendela.
Biasanya, aku duduk di sini saat bosan ada di ruang tengah. Sementara di kamar, aku bisa duduk selonjoran di tikar dengan meja kecil terbuat dari kayu buatan bapak.
Dengan alas taplak meja putih kotak kuning yang kusuka, aku bisa duduk di pojok kamarku ini. Terutama, saat lampu ruang tengah sudah kupadamkan, karena sudah malam.
Aku meletakkan beberapa buku yang sedang kubaca dan ingin kureview di meja ini, seperti buku Intelegensi Embun Pagi karya Dee Lestari, buku Menuju Rumah Tanpa Riba karya Sakifah, dan buku-buku bahan mengajar yang kuboyong dari ruang tengah.
Kalau sudah mengantuk, aku bisa langsung naik ke tempat tidur. Melanjutkan aktivitas di esok hari.
Sudut di depan rumah yang Hijau dan Asri
Pagi hari adalah waktu yang cukup sibuk di rumahku. Kalau nggak ke sekolah, aku biasanya duduk-duduk di depan rumah sambil metikin daun kelor untuk makanan ayam. Kami juga metik daun kelor untuk sayur bening, lho. Rasanya segar!
Karena di depan rumah ditanami cabe jawa, aku pun sering metik cabe jawa. Setelah dijemur dan kering, cabe jawa ini bisa dijual. Harganya sih sekitar Rp35.000. Lumayan untuk nambah beli beras hehe.
Halaman rumahku memang cukup àsri. Penuh ditanami pohon pisang. Beberapa pohon lain ikut menambah warna hijau di depan rumahku. Sebut saja daun sirih, kaca beling, kelor, cincau, dan lain-lain.
Pohon paling besar adalah pohon mangga kweni. Buahnya manis sekali, lho. Alhamdulillah, sekarang sedang berbunga. Moga buahnya nggak jatuh di atas atap tetangga, ya.
Kamu bisa membayangkan gimana asrinya bikin adem mata. Menginspirasiku. Rasanya kalau pikiranku lagi penat pun, bisa tenang melihat yang hijau-hijau ini. Sayangnya, karena banyak nyamuk yang ikutan ngadem di sini, aku pun kembali duduk di kamar atau ruang tengah.
Komentar
Posting Komentar