Comic Kesayangan: Dibuang Sayang

comic-kesayangan-dibuang-sayang

Kalau ditanya apa yang lebih disuka antara comic dan jajanan, saya pasti memilih comic. 

Kenapa? Karena comic itu bisa bikin saya terhibur. Saya bisa membayangkan diri ini sebagai orang lain. Berada di tempat lain. Bebas. 

Baca juga: Review Novel Langit Doa

Sehingga comic kesayangan pun dibuang sayang. Meskipun sebagian besar comic itu pun telah disumbangkan pada tetangga atau saudara, saya masih menyimpan satu atau dua comic tersebut. Untuk kenang-kenangan.

Pertama kali Membaca Comic

Sebenarnya saya sudah lupa kapan pertama kalinya membaca comic. Sepertinya sih zaman SMP dulu. Itu gara-gara adik saya yang meminjam comic yang kala itu sedang trend. Comic manga. 

Sekali pinjam, adik bisa bawa dua buku. Dan, kami pun berebut membacanya. Seru sekali!

Comic favorite zaman Dulu

Jujur aja, saya sudah lupa dengan comic favorite saya dulu. Saya hanya ingat comic Throbbing tonight. Comic berseri yang berkisah tentang Ranze. Gadis manis yang suka dengan seorang cowok keren.

Nggak disangka, cowok yang disuka oleh Ranze adalah seorang pangeran dari dunia berbeda. Kisah yang cukup romantis. Mirip cerita ala Walt Disney gitu. Happy ending. Khas cerita anak.

Kenapa suka Comic?

Pastinya sih cerita yang ringan dan gambarnya yang bagus. Rasanya saat itu comic itu keren banget. Apalagi kisah romantis kan disukai anak cewek. 

Baca juga: Review Buku Dive and Travel Cozumel

Saya ingat kalau adik bawa comic, kami akan buru-buru menyelesaikan tugas rumah atau bergantian mengerjakannya. Kami sering begadang demi menuntaskan comic berseri yang kami pinjam. Kami pernah tuntas baca comic 32 seri hanya dalam semalam. Keren, kan!

Lucunya, kami rela mengorbankan uang jajan demi beli comic atau menyewa comic di taman bacaan yang ada di dekat sekolah adik. 

Comic yang Pernah Dibaca dan Sayang dibuang

Ada beberapa, sih. Sayangnya saya lupa menyimpannya di mana hehe. Jadi, hanya tertinggal satu ini, deh  Ya itu, selera bacaan saya berubah. Sekarang sih membaca comic bergambar rasanya gimana, gitu. Nostalgia masa lalu.

Baca juga: Persepolis Comic

Comic berjudul Happy Bride ini berisi empat cerita. Happy bride, Usagi's spring time, The password is papa and mama, dan The Running  janitor.

Ceritanya ringan dan mudah dicerna. Saya suka banget dengan cerita the password is papa and mama. Tentang keluarga yang hampir retak, karena kesalahpahaman. Untungnya, rasa cinta mempersatukan mereka kembali. Sweet, ya?

Kreativitas Tanpa batas

Meskipun ada yang menganggap membaca comic itu sia-sia, saya pikir comic bisa menstimulus imajinasi anak-anak. Dengan membaca comic, saya bisa membayangkan sejarah masa lalu Jepang. 

Seperti comic samurai X yang berlatar belakang era Meiji. Karena penasaran, saya pun membaca tentang sejarah kekaisaran Meiji. Hal yang sama pasti terjadi pada anak-anak lain. Ya, kan?

Mungkin seperti siswa di kelas saya. Sangking sukanya dengan manga Jepang, ia pun belajar tekun untuk bisa pergi ke Jepang. Alhamdulillah, tahun 2022 ini ia akan melanjutkan pendidikan di Jepang.

Nah, kreativitas tanpa batas dari penulis dan illustrator manga ini, saya pikir menggugah keinginan anak-anak untuk menjadi seperti tokoh idola di manga tersebut.

Comic, Cinta pertama pada Membaca

Berbeda dengan membaca buku pelajaran, comic itu bikin ketagihan. Kalau sudah membaca comic, pasti nggak bisa berhenti. Pingin lanjut terus. Rasanya nggak enak kalau belum membaca comic.

Mungkin juga, dulu, saya pikir, comic adalah rekreasi satu-satunya. Kami sekeluarga terlalu sibuk untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, hingga kami hampir nggak pernah jalan-jalan. Untungnya, comic bisa ajak kami jalan-jalan, meski hanya dalam angan-angan.

Sehingga, comic lah cinta pertama pada buku. Cinta yang bikin bahagia saat ia datang. Rasa yang nggak bikin nggak rela kalau ia dibuang. Ya, kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Keseruan Kunjungan Industri Jakarta Jogja SMK BLK Bandar Lampung 2022

PERSEPOLIS COMIC REVIEW: The Story of Childhood