Yuk, Bertemu dengan Inner Child dan Tumbuh Bersama
Sambil mengendarai motor, pikiranku melayang. Teringat dengan percakapan dengan temanku, Tria yang pusing mendengar omelan ayahnya sepanjang hari. Ah, gara-gara itu, sesaat aku seperti melamun dan hampir saja menabrak pohon di pinggir jalan.
Perlahan aku menepikan motor dan menarik napas dan melafazkan istigfar. Jantungku rasanya mau copot. Hampir saja aku terluka, karena perasaanku yang nggak karuan.
Baca juga: Petualangan Luar Biasa Seorang Anak
Kenapa aku merasa galau? Yah, aku teringat dengan bully verbal yang juga kuperoleh saat aku kanak-kanak. Hingga, rasanya mendengar peristiwa yang sama pada orang lain, memicu inner child yang lama terpendam.
Apa sih Inner Child itu?
Alhamdulillah, hari Sabtu, 19 Maret 2022 kemarin aku mengikuti webinar bersama komunitas ISB dan Dandiah Center. Aku mendapatkan insight tentang Bertemu dengan Inner Child, hingga aku pun ingin menuliskan tentang Bertemu dengan inner child dan tumbuh bersama.
Baca juga: Who am I? Do I know me?
Menurut penjelasan Teh Diah, inner child adalah pengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapatkan penyelesaian dengan baik. Orang dewasa bisa memiliki berbagai macam kondisi inner child oleh pengalaman positif atau negatif yang dialami di masa lalu,
Kenapa Kita harus Menyembuhkan Inner Child?
Kita nggak bisa melepaskan, menguburkan, atau melupakan masa lalu, karena pada akhirnya unfinished business atau yang biasa disebut dengan inner child akan mengejar kita. Mengurangi kualitas hidup kita hari ini dan esok.
Lalu, bagaimana solusinya?
Seperti seorang anak yang dulu pernah ditolak keinginannya untuk main sepeda, menurut Teh Diah, salah satu healing yang bisa dilakukan adalah bukan melupakan atau mengubur keinginan tersebut. Ia bisa melakukan healing dengan main sepeda sepuas hati. Menyalurkan emosinya.
Kenapa kita nggak boleh melupakan?
Karena seperti yang kita ketahui, inner child itu nggak hanya negatif saja, tapi juga positif inner child. Dikhawatirkan, saat kita melupakan inner child, kita akan kehilangan rasa sedih dan bahagia sekaligus dan menjadi numb. Hampa. Emosi yang dapat mengurangi kualitas kebahagiaan hidup kita
Bertemu dengan Inner Child
Mitosnya sih, inner child dianggap sebagai masalah yang didominasi kaum hawa. Padahal, isu ini pun dimiliki kaum adam. Hanya saja, faktor budaya dan pengasuhan keluarga menjadikan isu inner child nggak tersentuh.
Padahal, menurut teori psikoanalisis, perilaku hari ini dipengaruhi oleh masa lalu. Dengan kata lain, laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mengalami isu inner child. Ya kan?
Baca juga: It's Okey To Hate Someone
Selanjutnya, Teh Diah menjelaskan bahwa dalam konsep psikologi positif dikatakan bahwa terbangunnya kepribadian karena adanya value positif hari ini dan masa depan. Value yang akarnya berasal dari pemikiran positif.
Kalau ditarik benang merahnya sih, nggak ada yang terputus dari pemikiran, perasaan, dan perbuatan. Saat pemikiran positif, maka perasaan dan perbuatan akan positif juga. Begitu pula sebaliknya, perbuatan yang baik nggak akan berasal dari perasaan dan pemikiran yang buruk.
Namun, bagaimana mungkin kita bisa memiliki mindfulness tersebut, jika kita belum bisa berdamai dengan masa lalu kita? Inner child yang belum kita selesaikan.
Bagaimana Menguburkan masa lalu tanpa Menyelesaikannya?
Aku pernah membaca novel tentang seseorang dengan isu unfinished business. Ia berusaha mengubur masa lalunya tanpa ampun. Sayang, pada satu titik, masa lalu itu pun datang. Menghantui kehidupannya, hingga keluarganya hampir saja berantakan.
Baca juga: The Kite Runner's Novel Review
Nah, melihat kasus di novel tersebut, kita dapat mengerti bahwa emosi marah, sedih, kecewa itu bukanlah untuk diredam, diletakkan atau dilupakan, tapi harus dialirkan.
Healing dan Tumbuh Bersama
Setiap orang memiliki tiga sisi dalam dirinya. Pertama adalah sisi anak-anak yang hedonis dan suka bermain-main dengan bebas. Kedua adalah sisi orang dewasa yang serius dan bertanggungjawab. Terakhir adalah sisi orang tua yang suka mengkritik dan mengkoreksi, tapi menyayangi dan melindungi kita.
Ketiga sisi ini nggak terpisah dengan diri kita, hingga kita dapat memanfaatkannya sesuai dengan keadaan.
Sayangnya, terkadang kita sering terjebak dengan salah satu dari sisi ego state ini. Bukankah kita sering mendapatkan seseorang yang terlalu serius, hingga tersenyum pun hampir nggak pernah? Bahkan, aku pernah menyaksikan orang yang kerjanya jalan-jalan, shopping, dan nge-mall. Nggak pernah serius.
Kondisi salah satu ego state yang terlalu mendominasi ini, bisa jadi disebabkan oleh proses healing yang belum tuntas. So, bagaimana seseorang bisa tumbuh jika hubungan dengan dirinya belum baik? Bisa kah kamu membayangkan dipimpin oleh seorang anak yang insecure? Selalu mudah meledak-ledak. Seseorang yang belum siap untuk memimpin, karena secara mental ia masih anak-anak.
So, solusinya gimana?
Pastinya, solusi masalah ini bukan flight, karena flight yang biasa dilakukan seperti shopping, jalan-jalan, atau makan-makan itu adalah rekreasi. Breathing space agar kita sedikit relax. Bukan healing yang sebenarnya.
Bukan juga fly atau melarikan diri dari isu ini, karena masalah tetap ada. Kita hanya takut, malu, dan enggan menghadapinya. Akibatnya masalah tidak selesai.
Solusi terbaiknya adalah fight. Menghadapi masalah dan menyelesaikannya. Caranya, kita bisa mengikuti terapi emosi imajery untuk self healing. Biasanya, Dandiah Center mengadakan workshop untuk terapi ini selama dua bulan sekali.
Setelah menjalani terapi ini, kita pun bisa melanjutkan proses selanjutnya yaitu tumbuh. Pemberdayaan. Proses yang bisa dilakukan dengan proses menulis, melukis, dan kegiatan kreatif lain.
Dandiah Center
Proses kehidupan pasangan yang merupakan lulusan Unpad ini, menjadikan keduanya terketuk untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ketahanan keluarga.
Pengalaman personal dan professional menjadikan Teh Diah dan Pak Dandi dapat membantu kliennya untuk menghidupkan happy inner child dan berdamai dengan masa lalu.
Nah, ingin mengenal lebih jauh tentang inner child? Kamu bisa menghubungi biro konsultan ini di instagram @dandiahcenter @diahmahmoed77
Komentar
Posting Komentar