Dari Bullying Hingga Emansipasi Wanita Dalam True Beauty Korean Drama


dari-bullying-hingga-emansipasi-wanita-dalam-true-beauty-korea-drama
sumber gambar: viu


Bicara tentang bullying, mungkin nggak akan terlepas dari kehidupan sehari-hari. Meskipun kita nggak menyadari, isu bullying ini ibarat jerawat yang tumbuh di wajah. 

Kenapa aku bilang begitu? Jujur aja, ini pun terpikir di benak saat aku nonton drama Korea True Beauty ini. Drama yang menyuguhkan isu dari bullying hingga emansipasi wanita.  Penasaran kan? Yuk, kita bahas bareng!

Sinopsis Drama True Beauty


Bercerita tentang kehidupan remaja di usia 18 tahun, drama ini lekat dengan dinamika kehidupan di  sekolah. Sayang, sang heroine (Ji Young) harus mengalami bullying di sekolahnya. Ia  merasakan penderitaan, karena sahabat dekatnya pun terlihat dalam proses bullying itu. Nggak ada seorang pun yang membelanya. Bahkan, pemuda kantin yang Ji Young pikir baik hati pun ikut andil menyakiti hatinya.

Hari demi hari ia menjalani bullying, hingga suatu ketika pem-bully di sekolahnya merundungnya sambil merekamnya dalam video. Seperti yang kita duga, anak-anak lain hanya tertawa menyaksikan video tersebut. Hi Young merasa malu dan hancur. Ia pun berniat bunuh diri 

Sementara itu, keluarga Ji Young sedang menghadapi masalah besar. Ayahnya yang dikenal berwajah tampan, tapi bodoh, terjerat hutang. Hal itu terjadi karena ia menginvestasikan uang mereka pada penipu. Keluarga ini terancam harus menjual apartment mereka dan kembali ke rumah lama di kota lain. Rumah tua yang telah mereka tinggalkan selama delapan tahun. Keruwetan ini mengakibatkan mereka nggak menyadari kesulitan yang dihadapi Ji Young.

Ji Young yang putus asa sudah berdiri di pinggir lantai di atap sebuah Gedung bertungkat. Di saat yang menegangkan itu, Ji Young menyadari bahwa hidup itu berharga. Ia pun membatalkan niatnya. Saat itulah seorang pemuda menarik tubuh Ji Young. Pemuda itu terlihat seperti orang yang dihantui masa lalu. Karena kondisi Ji Young, pemuda itu menggendong Ji Young dari lantai atas hingga ke bawah. Lucunya sih, mereka baru tahu lift tidak rusak saat mereka sudah tiba di lantai bawah.

Singkat cerita, Ji Young pulang ke rumah dan menemukan keluarganya sedang berkumpul sambil menangis. Ia mengira bahwa kesedihan itu karena pesan selamat tinggal yang ia kirim pada ibunya. 

Untuk membayar hutang, mereka pun menjual apartment dan  pindah ke rumah lama. Otomatis, Ji Young pindah ke sekolah baru bareng adiknya yang juga berwajah tampan seperti ayahnya. Ji Young sadar, wajah yang rupawan adalah jawaban untuk keluar dari masalah bullying yang pernah ia alami. Ji Young bertekat untuk mengubah penampilannya dengan riasan.

Nah, gimana kisah Ji Young selanjutnya? Apakah Ji Young akan berhasil mengubah penampilannya? Apakah ia akan menemukan teman baru di sekolahnya yang baru? Penasaran kan? Nah, biar tambah penasaran, aku akan bahas isu bullying dan emansipasi di drama ini, ya? 

Apa sih bullying itu?


Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat dengan tujuan menyakiti. 

Dalam drakor ini, kita bisa temukan gimana Ji Young dirundung oleh Park Sae -mi dan gengnya. Perilaku yang bikin aku kesal, karena terjadi di sekolah. Tempat yang seharusnya aman buat anak-anak belajar dan bermain.

Pertanyaan yang muncul di benakku sih, gimana peran guru dan sekolah, hingga peristiwa ini bisa terjadi? Ah, ini mengingatkanku tentang peran semua pihak untuk berani menjadi whistleblower atau seseorang yang berani menyampaikan kebenaran.

Masalahnya, sebagai anak remaja yang butuh pengakuan, menjadikan mereka takut untuk melapor perilaku bullying. Takut mereka akan dibuang dari geng dan dikucilkan dari komunitas yang ada di sekolah. Rasa takut yang mengakibatkan peristiwa bullying terjadi under the radar. Nggak diketahui oleh guru dan sekolah hingga akhirnya memakan korban, seperti Ji Young.

So, gimana mengatasinya?

Jawabannya secara jelas, ada di drakor ini. Berbeda dengan sekolah lama Ji Young, SMA Yong Pa, sekolah barunya (SMA Saebom) terdiri dari anak-anak yang baik. Mereka nggak segan untuk membela korban perundung. 

Selain itu, guru-guru di SMA Saebom pun terlihat begitu peduli dengan anak didik mereka. Sekolah nggak membiarkan tindakan bullying terjadi di sekolah. 

Apa sih Emansipasi itu?


Menurut KBBI, emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan. Persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria. 

Sedangkan emansipasi wanita adalah proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

Fenomena Bapak Rumah Tangga sebagai akibat Emansipasi Wanita 


Uniknya sih, dalam era modern ini memunculkan fenomena baru di beberapa negara maju. Emansipasi wanita yang diterapkan memunculkan apa yang disebut bapak rumah tangga, profesi yang juga disematkan pada I'm Jae-pil, suami dari Hyun-suk (ibunya Ji Young). 

Fenomena ini mulai tren di Korea Selatan di mana seorang ibu berkarir di luar rumah, sementara suami mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti yang dilakukan oleh Jae-pil. Menurut data statistik Korea, kasus ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga di tahun 2014 turun dari 7.14 juta menjadi 6.94 juta.

Tren yang terjadi mungkin berkaitan dengan tingginya angka pemutusan kerja dan persaingan di pasar kerja. Apa pun itu, isu bapak rumah tangga ini mulai muncul belakangan ini, hingga kita pun bisa lihat di tayangan sinetron di Indonesia, seperti Dunia Terbalik atau manga Gokushufudo yang berkisah tentang bapak rumah tangga. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Keseruan Kunjungan Industri Jakarta Jogja SMK BLK Bandar Lampung 2022

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi