Begadang Hingga Pagi demi Konten Blog
Suasana malam di rumah biasanya sudah hening. Nggak ada lagi yang terjaga, kecuali aku.Hanya suara jam dinding yang masih terdengar di telingaku. Bahkan begadang hingga pagi demi konten blog ini pun nggak ditemani oleh cecak yang biasa lalu lalang di dinding rumahku.
Meski terasa sepi, aku terus bertahan duduk di depan laptop untuk menyelesaikan target menulis yang sudah dibuat. Perjuangan yang setimpal saat melihat tulisanku berhasil kuselesaikan.
Apa sih Begadang itu?
Sayang, saat ini, aku sedang duduk mengetik di depan laptop. Sementara itu, telingaku mendengar suara orang menyanyi dengan pengeras suara. Suaranya menggema di tengah gelapnya malam, hingga seantero lingkungan rumahku. Meskipun suaranya nggak jelek-jelek amat, aku nggak tahu alasan orang itu begadang untuk sekedar menyanyi. Padahal ini kan malam Jumat. Apa nggak takut mengganggu tetangga? Aku khawatir sih kalau ada yang lagi sakit.
Aktivitas yang dilakukan saat malam hari atau yang biasa disebut begadang ini sungguh nggak mempertimbangkan perasaan orang lain. Herannya lagi, kok nggak ada yang menegur. Eh, pak RT nya malah ikut-ikutan.
Sementara aku, begadang sambil menulis konten di blog sambil mengisi rapor SP yang baru pagi ini disosialisasikan. Keduanya adalah hal penting yang mengisi kepalaku malam ini.
Seberapa sering aku Begadang?
Kenapa harus Begadang hingga Pagi?
Pertanyaan ini biasa mengambang di kepala setiap orang yang heran melihat pekerja kreatif sepertiku. Kenapa nggak bekerja sesuai jadwal normal? Bukankah 8 jam dari pukul 8 pagi hingga 4 sore itu sudah memadai?
Okey, jawaban pertanyaan ini pun sederhana. Nggak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan hal tertentu seperti orang biasa. Beberapa orang hanya bisa melakukan pekerjaannya justru di saat orang lain sudah terlelap. Seperti seorang penulis yang bisa melakukan pekerjaan di saat tenang dan hening. Sedangkan saat tersebut hanya terjadi di malam hari hingga menjelang pagi hari.
Tantangan menyelesaikan Target Menulis Konten Blog
- Rasa malas. Sebagai seorang guru yang selalu mengajak peserta didiknya untuk rajin belajar, sebenarnya aku malu mengakui hal ini. Namun, aku menyadari bahwa untuk mengatasi sebuah masalah itu adalah dengan mengakuinya. Lalu, berusaha untuk memperbaikinya. Salah satu cara yang aku ambil adalah dengan mengikuti progaram Odop ISB ini.
- Rasa capek. Okey, aku tahu bahwa capek ini pun bisa jadi alasan untuk tidak melakukan suatu pekerjaan. Salah satu cara untuk mengatasi isu ini adalah dengan manajemen waktu yang tepat. Lalu, mau dan konsisten melaksanakan program tersebut. Bukan hanya rencana tanpa pelaksanaan.
- Beban tugas di sekolah. Well, mungkin ini pun alasan saja ya hehe. Tapi, hanya aku yang tahu. Seperti sekarang, meskipun sibuk mengerjakan rapor SP pun, aku masih bisa ngobrol dengan teman. Artinya, aku masih ada waktu luang. Ya kan? So, ini pun kembali pada manajemen waktu.
Komentar
Posting Komentar