Review Buku The Outlander
Judul Buku : The Outlander
Penulis. : Diana Gabaldon
Tebal buku : 850 halaman
Sumber buku : archive.org
Jenis buku. : Online
Genre. : Fiksi sejarah
Begitu pun saat aku nonton film ini. The Outlander. Kisah petualangan Claire Randal untuk hidup bersama orang yang ia cintai. Perjuangan yang berat, karena Claire datang dari masa depan. Yups, ia adalah seorang penjelajah waktu.
Setelah baca buku dan nonton film-nya, aku pun tertarik untuk menulis review Buku The Outlander ini.
Tapi, ada banyak adegan steamy-nya lho. So, aku sering skip wkwk. Aku hanya tertarik dengan sejarah yang mungkin menginspirasi buku karya Diana Gabaldon ini.
Gambar versi film The Outlander di Netflix |
Sinopsis The Outlander
Kisah dimulai dengan kisah sepasang kekasih yang memutuskan untuk menikah. Mereka saling mencintai. Sayang, mereka harus berpisah saat perang.
Frank ditugaskan sebagai perwira yang mengutus tentaranya ke daerah rawan. Hingga, Frank dihantui rasa bersalah saat nggak ada satu pun dari tentara itu kembali dengan selamat.
Sementara, Claire adalah perawat yang menyaksikan sendiri akibat kekejaman perang.
Karena perang, keduanya nggak bisa lagi seperti dulu. Perang menyisakan trauma mendalam. Untuk menenangkan diri, mereka pergi ke Scotland. Kebetulan sekali, Frank adalah seorang ahli sejarah yang tertarik meneliti tentang leluhurnya.
Mereka berdua menapaki situs sejarah perang Culloden. Bahkan Frank pun menjelaskan pada Claire tentang korban yang berjatuhan di tempat itu.
Claire gak menyadari, petualangannya pun akan membawanya pada peristiwa bersejarah itu. Bahkan ia pun jadi pelaku dalam sejarah yang pernah dibahas Frank bersama sahabatnya.
Yups, ia terlempar ke masa lalu di tahun 1743. Nggak itu aja, Claire pun bertemu dengan pemuda gagah yang mencintainya sepenuh hati. James Fraser. Tentara Scots pemberani yang berjuang mempertahankan tanahnya melawan Inggris. James Fraser.
Claire pun berada dalam dilema antara cintanya pada Frank dan James. Belum lagi ancaman perang yang membayangi mereka.
Kelebihan Buku
Seperti halnya fiksi sejarah, buku ini akan menjadikan kita paham bahwa nggak ada yang sepenuhnya menang dalam perang. Kedua pihak yang berperang pasti akan merasakan dampak perang.
Dampak yang dirasakan secara fisik adalah rusaknya kehilangan rumah dan orang-orang yang kita cintai. Belum lagi dampak secara mental yang dirasakan. Seperti Ian Mackenzie yang kehilangan satu kakinya. Bahkan James pun hampir bunuh diri, karena dinodai kehormatannya.
Bisa dibilang, kekerasan dan pembunuhan menjadi hal biasa dalam perang. Sehingga, kita butuh bertahun-tahun untuk pulih dari perang. Perang yang menurut James nggak terelakkan lagi. Dan, itu dilakukan atas nama harga diri dan kehormatan.
Komentar
Posting Komentar