Kenali Perilaku Prokrastinasi di Sekolah dan Cara Sederhana Mengatasinya
Pagi itu Solihin, teman di sekolah mengeluh. Duh, laporan PKL belum selesai, katanya. Sebagai penanggung jawab kegiatan, ia dituntut untuk menyelesaikan laporan tepat waktu.
Sementara itu, aku lihat koordinator PKL-nya lagi sibuk senyum-senyum sambil memainkan gawainya. Solihin hanya bisa menghembuskan napas sambil duduk di depan mejaku.
Kondisi prokrastinasi atau menunda-nunda pekerjaan seperti perilaku koordinator PKL ini, mungkin pernah kita alami ya? Sebagai guru di sekolah, aku pun sering mengalami kondisi ini. Sebut aja dari menunda menilai hasil ulangan siswa hingga mencetak raport.
Akibatnya adalah pekerjaan menumpuk. Dan, aku kewalahan sendiri wkwk.
Nah, pingin tahu tentang prokrastinasi? Yuk, kenali perilaku prokrastinasi di sekolah dan cara sederhana mengatasinya.
Pengertian Prokrastinasi
Prokrastinasi adalah kondisi menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya dilakukan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan.
Prokrastinasi adalah istilah dari bahasa Latin "pro" yang artinya maju dan "crastinus" yang artinya besok.
Di sekolah, perilaku prokrastinasi ini dapat dilakukan oleh guru, siswa, waka kesiswaan, waka kurikulum, kaprodi, staf administrasi, staf keamanan, staf kebersihan, dan kepala sekolah. In short, perilaku ini dapat dilakukan oleh siapa pun.
Contoh Perilaku Prokrastinasi di Sekolah
Karena perilaku prokrastinasi ini dapat dikerjakan oleh siapa pun yang ada di sekolah, maka contoh perilakunya pun beragam.
Sebut aja perilaku prokrastinasi yang dilakukan oleh guru, seperti: menunda menilai hasil ujian atau ulangan siswa, mengisi raport, masuk ke ruang kelas, mengatasi masalah siswa, membuat laporan kegiatan, mengisi atau membuat hasil kinerja pada PMM, membuat ATP dan modul ajar, dan lain- lain.
Sementara contoh perilaku prokrastinasi pada siswa adalah menunda mengerjakan tugas praktik, masuk kelas, mengumpulkan tugas laporan PKL untuk anak SMK, atau menunda saat dipanggil oleh guru. Biasanya sih siswa lebih cenderung mengerjakan aktivitas lain, seperti: main game atau nonton video atau podcast di youtube.
Kenapa Perilaku Prokrastinasi bisa terjadi di Sekolah?
Sementara itu, seorang teman mengeluhkan sikap siswa di kelasnya yang kerap menunda menyerahkan hasil pekerjaannya. Bahkan, pernah ada seorang siswa yang telat mengumpulkan hasil laporan. Padahal hasil. laporan tersebut merupakan syarat untuk mengikuti ujian. Dan, alasan yang disampaikan pun bikin gemas. Lagi malas aja, bu, kata anak tersebut. Duh.
Aku pun penasaran kenapa perilaku prokrastinasi bisa terjadi di sekolah. Menurut penyampaian kak Marissa dalam Youtube-nya, alasan prokrastinasi adalah
- Merasa masih banyak waktu. Perasaan ini yang menjadikan kita santai. Nggak perlu terburu-buru. Padahal, kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi besok kan? Belum lagi kalau pekerjaan ditunda-tunda, maka kita akan tergesa-gesa saat sudah dekat deadline. Aku sih membayangkan bekerja dengan tekanan deadline. Rasa takut dan cemas pekerjaan tidak selesai pada waktunya.
- Nggak bisa mengatasi emosi negatif yang ada pada diri. Rasa takut salah atau gagal dalam pekerjaan karena merasa hasil harus sempurna. Akibatnya, kita tidak melakukan apa pun. Bisa juga siswa atau guru merasa keberatan atau kewalahan dengan pekerjaan yang harus dikerjakan, hingga nggak menikmati prosesnya. Atau pekerjaan yang dilakukan terkesan membosankan, terlalu sulit atau banyak.
Cara Sederhana mengatasi Prokrastinasi di sekolah
- Cari akar dari prokrastinasi. Tanya diri tentang alasan prokrastinasi. Kita harus menyadari bahwa kita nggak boleh menunda-nunda pekerjaan atau tugas harus dikerjakan.
- Ubah cara mamandang pekerjaan kita dari harus mengerjakan jadi mau mengerjakan.
- Lupakan kesempurnaan. Karena sempurna itu tidak ada. So, lakukan aja. Toh, kamu dapat memperbaiki pekerjaan saat ada kesalahan.
- Optimalkan lingkungan. Matikan notifikasi media sosial. Cukup fokus pada pekerjaan. Nanti saat pekerjaan tuntas, kamu pasti merasa puas dan bahagia.
Komentar
Posting Komentar