Menghargai Arti Bahagia itu Sederhana dalam My Happy Marriage Anime:
Siang itu, teman-teman sibuk mengurus berkas P3K. Sementara sebagian guru yang tidak lulus P3K, hanya memperhatikan aja. Ikut senang melihat kebahagiaan mereka.
Oh ya, aku pun nggak lulus P3K, karena nggak ada formasinya. Lha, gimana mau lulus ya, ikutan tes aja nggak wkwk.
Dan, kamu tahu, rasanya itu sedih, kecewa, dan marah. Rasa itu hadir begitu aja. Campur aduk. Aku jadi khawatir rasa ini bisa menghadirkan sikap iri yang menggeroti hati.
Review Buku Homage to Catalonia
Lalu, aku pun berpikir, mungkin, menata hati dengan menghargai bahagia itu sederhana adalah langkah awal untuk merayakan hidupku. Bukankah dalam hidupku ini lebih banyak hal baik yang harus aku rayakan dan syukuri. Ah, ini mengingatkan aku pada Menghargai Arti bahagia itu sederhana dalam My Happy Marriage Anime.
Kisah seorang Miyo yang memimpikan kebahagiaan sederhana dalam hidupnya. Memiliki keluarga yang hangat.
Sinopsis My Happy Marriage Anime
Lahir di keluarga berada nggak selalu menjamin rasa bahagia. Seperti Miyo yang selalu memperhatikan dari jauh, bagaimana ayah, ibu tiri, dan adik tirinya terlihat tertawa dan bercanda serta makan bersama. Layaknya sebuah keluarga.
Apalagi saat ayahnya mengetahui bahwa Miyo nggak memiliki bakat istimewa seperti adiknya. Hidup Miyo pun makin tersisih. Ia diperlakukan bagai orang lain. Sehingga, terkadang Miyo merasa nggak ada alasan untuk hidup.
Namun, ia berusaha bertahan hidup. Demi kenangan akan ibunya yang telah meninggal. Ibu yang sangat ia sayangi.
Saat ibu tirinya membuang semua barang peninggalan sang ibu, menyisakan sisir yang patah, hati Miyo hancur. Ia menangis dalam kesendirian.
Menonton kisah Miyo ini, membuatku sadar bahwa nggak semua orang beruntung memiliki keluarga atau teman yang menyayangi kita. Peduli dengan kita apa pun kondisi fisik atau bakat yang dimiliki. Mereka menerima kita tanpa syarat.
Sehingga, saat ia bertemu dengan tuan Kudo, Miyo menyadari bahwa dirinya pun berharga. Miyo belajar mengenal kembali dirinya dan menghargai kebahagiaan sederhana bersama tuan Kudo. Makan bersama atau sekedar duduk sambil menikmati teh bersama. Miyo merasa bahagia.
Menghargai Arti bahagia itu sederhana
Kata orang, bahagia itu sederhana dan mudah. Semudah saat kita menghidup udara segar di pagi hari atau sekedar duduk dan memandang langit biru yang bersaput awan.
Dalam sepenggal kisah My Happy Marriage, kita bisa lihat bagaimana seorang Miyo merasa bahagia bisa berjalan-jalan ke kota bersama tuan Kudo. Hal sederhana yang nggak pernah ia lakukan bersama keluarganya.
Ah, aku pun merasa malu. Terkadang aku lupa bahwa hal-hal sederhana dalam hidup ini patut untuk disyukuri, karena masih banyak orang yang nggak punya privilege ini.
Sebut aja, seseorang yang terlahir dengan masalah pendengaran, hingga ia nggak bisa mendengar suara-suara indah di dunia ini. Kamu tahu bahwa seorang teman memiliki keluarga yang harus menggunakan alat bantu dengar. Itu pun, pendengarannya masih terbatas.
Ah, kalau aku nggak bersyukur dan bahagia dengan nikmat yang aku miliki ini, sungguh aku termasuk orang yang kurang memahami hidup.
Lalu, bagaimana cara menghargai arti bahagia?
Caranya sederhana, yaitu: banyak bersyukur. Karena tanpa bersyukur, kita akan selalu merasa nggak puas. Merasa ada yang kurang dan nggak mau berhenti sejenak untuk berpikir.
Merenungkan apa aja yang pernah dilakukan untuk diri sendiri dan orang lain. Lalu, memikirkan apa sih tujuan hidupmu selama ini?
Cara menghargai arti bahagia itu Sederhana
Seorang teman pernah mengeluh padaku tentang insentif gajinya yang hanya sedikit. Padahal ia sudah berusaha keras mengurus berkas. Kok, naik gaji hanya dua ratusan ribu, keluhnya.
Saat itu aku hanya diam mendengarkan. Lalu, sesaat temanku memandangku. Ia mungkin ingat bahwa gajinya pun tanpa insentif masih jauh lebih besar dariku.
Meskipun aku nggak bilang apa-apa, temanku itu mungkin tersadar tentang sikapnya. Sejak saat itu ia nggak pernah mengeluh padaku. Bahkan, ia berhenti menghubingiku lagi wkwk.
Dari cerita ini, aku pun berpikir bahwa apa pun dalam hidup ini, bisa berbeda cerita tergantung cara atau sudut pandang kita.
Contohnya aja, seperti temanku ini. Mungkin ia mengeluh bahwa insentifnya kecil, karena sudut pandangnya adalah orang lain dengan insentif lebih besar.
Sementara bagi orang seperti Miyo, misalnya, ia memandang hidup dengan cara yang lebih sederhana, karena ia pernah merasakan titik terendah sebagai seorang anak.
Apa pun itu, aku pikir, kita bisa melakukan cara mudah untuk menghargai arti bahagia seperti,
1. Mengunjungi teman atau keluarga yang meninggal, sakit, atau tertimpa musibah. Tujuannya sih, bukan untuk mensyukuri keadaan tidak baik orang lain.
Menurutku, mengunjungi orang-orang yang tertimpa kemalangan, akan menyadarkan kita bahwa hidup ini berharga, sebentar, dan berubah. Karena itulah, aku pikir, bahagia itu pun bisa jadi pilihan.
Bukankah, saat orang yang tertimpa musibah itu dikunjungi, mereka pun merasa terhibur? Dan, bukankah penghiburan sesaat itu bisa jadi obat yang membahagiakan meskipun sesaat? Karena pada titik tertentu, kita akan sadar bahwa nggak ada yang abadi di dunia ini.
2. Merayakan pencapaian sederhana. Saat kita dapat mengatasi burn out atau prokrastinasi, kita dapat merayakannya. Nggak perlu harus mengeluarkan uang banyak. Aktivitas sederhana seperti tidur siang pun bisa dianggap sebagai perayaan pencapaianmu.
3. Berdoa pada Allah. Bersyukur atas segala nikmat-Nya. Sebagai hamba Allah, kita dapat mengembalikan semuanya pada Allah. Meskipun hidup ini nggak sempurna, aku percaya bahwa dalam ketidaksempurnaan itulah hidup ini bisa saling melengkapi.
Seperti bumi yang di dalamnya hidup beraneka ragam mahluk yang berbeda. Semuanya saling memberi arti. Dan, hanya hamba Allah yang berpikir aja yang dapat memahami dan mengambil manfaatnya.
Dan, bukankah Allah sudah memberikan nikmat pada kita, sebelum kita meminta?
So, menghargai arti bahagia itu sederhana itu mudah. Kita nggak perlu menghabiskan banyak uang untuk pergi jauh ke atas gunung Himalaya. Kita juga nggak perlu mengarungi laut mati untuk memahaminya.
Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu bisa untuk menghargai arti bahagia. Cara-cara di atas hanyalah contoh sederhana. Selain cara di atas, kita bisa melakukan hal lain seperti berbagi sepotong kue dengan teman atau mengucapkan terima kasih pada orang-orang baik di sekitar kita.
Dan, seperti bumi ini, dirimu pun begitu luas dan hebat. Kamu bisa membuat arti bahagia itu sederhana menurut versi-mu sendiri.
Pencapaian setelah memahami dan menghargai arti bahagia itu sederhana
Kalau kamu lihat adegan saat Miyo dan tuan Kudo melihat reruntuhan rumah keluarga Miyo, mungkin kamu mengerti bahwa pencapaian dalam hidup ini bukanlah semata hal materi.
Pencapaian dalam hal materi juga nggak menjamin rasa bahagia. Karena biasanya, pencapaian materi akan diikuti dengan sikap serakah yang nggak akan pernah usai. Dan, rasa serakah ini menumbuhkan rasa nggak puas yang buahnya adalah rasa resah akan keinginan yang tanpa akhir.
Sehingga, seseorang yang memiliki sifat nggak pernah puas ini, biasanya nggak akan merasa bahagia. Selalu ada ruang kosong di hatinya.
Lalu, bagaimana cara mengatasi rasa hampa ini dan mencapai pemahaman dan penghargaan atas rasa bahagia?
1. Merelakan. Ikhlas. Ya, memang sih.. aku tahu bahwa mungkin nggak akan tercipta gedung tinggi pencakar langit atau rocket, jika para penemu itu orang-orang yang mudah puas. Tapi, menurutku, sikap merelakan dan iklas dengan pencapaian setelah perjuangan keras merupakan proses yang dapat dilakukan agar hidup bahagia.
Yah, aku tahu, proses merelakan merupakan perjalanan yang nggak mudah. Tapi, it's worth it.
2. Setelah rela, rasa bahagia InsyaAllah akan hadir. Lalu, kita bisa mulai hal yang baru atau melanjutkan pekerjaan yang sedang dilakukan. Nggak perlu merasa terlalu sedih atau kecewa saat gagal. Kalau pun sukses, bahagia itu sederhana karena kita bagi bersama tim kerja dan orang-orang terdekat kita.
Dan, seperti kata orang bijak, hidup ini seperti mampir minum kopi. Jadi, seenak apa pun kopi atau seindah apa pun cafe kopi, kita harus terus melanjutkan perjalanan.
Nikmati kebahagiaan sederhana dari secangkir kopi pahit yang hangat sambil ditemani teman-teman sesama penikmat kopi. Lalu, kamu harus kembali melangkah pergi. Melanjutkan tujuan perjalanan hidupmu sebelum minum kopi.
Ah, itu menurutku lho. Bagaimana menurut kamu?
Komentar
Posting Komentar