Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Belajar Arti Kejujuran dari Seorang Bakul Sayur

Gambar
Pedagang sayur veteran. Teman Bude Yem jualan di pasar Koga  Bagi kamu yang suka belanja di pasar tradisional, pasti sering bertemu bakul sayur. Ya kan? Penampilan sederhana dan apa adanya, seolah melebur dengan sayur segar yang murah dan mudah didapat di pasar.  Namun, kesederhanaan bakul sayur itulah yang bikin aku belajar banyak. Yups, aku belajar tentang kejujuran dari seorang bakul sayur. Seorang perempuan paruh baya yang lebih dari separuh hidupnya berjualan di pinggir pasar koga. Lengkap dengan bakul sederhana yang telah menemaninya bertahun-tahun. Berbeda dengan kita yang memiliki benda-benda bermerk lebih dari satu. Padahal benda-benda itu hanya dipakai sekali atau dua kali saja dalam satu minggu. Bakul sayur ini, memiliki satu benda yang ia gunakan sehari-hari untuk berjualan. Dan, ia hanya membeli yang baru saat yang ia gunakan telah rusak. Ah, ini sih definitely definisi dari very frugal yak? wkwk Ah, benarlah kata orang bijak bahwa orang yang kaya itu sesungguhnya adalah

Pasar Koga dan Rasa Rindu yang Hilang

Gambar
"Dulu, waktu mamak kecil sering main di pasar. Dorong jrigen minyak makan dan jualan. Pagi-pagi buta udah rame. Sayur, buah, tumpah ruah," kata emak.  Sekarang kondisi pasar Koga sangat berbeda. Sepi dan terkesan muram. Lebih dari sepertiga pedagangnya sudah pindah berjualan di pasar traditional lain, seperti di pasar tempel Way Dadi yang terletak di depan sekolahku. Pasar Koga Dulu dan sekarang  Katanya sih, dulu di tahun 1960-an pasar Koga dikenal dengan nama pasar Kagok. Kagok ini diketahui memiliki arti kaget dan dihubungkan dengan pasar dadakan.  Sebagai informasi, pasar Koga merupakan satu-satunya pasar tradisional milik Korem di Lampung. Nggak heran, kamu bisa lihat ada tanda tulisan properti Korem di dinding toko. Di tahun 1990-an aja, kamu bisa rasakan keramaian bongkar muatan buah dan sayur di pasar ini. Kata mak, hampir semua buah ada. Dan, pedagang udah mulai sibuk buka lapak sejak dini hari. Sehingga, lampu-lampu menerangi suasana jual beli saat itu. Aku masih in