Belajar Arti Kejujuran dari Seorang Bakul Sayur


belajar-arti-kejujuran-dari-seorang-bakul-sayur
Pedagang sayur veteran. Teman Bude Yem jualan di pasar Koga 

Bagi kamu yang suka belanja di pasar tradisional, pasti sering bertemu bakul sayur. Ya kan? Penampilan sederhana dan apa adanya, seolah melebur dengan sayur segar yang murah dan mudah didapat di pasar. 

Namun, kesederhanaan bakul sayur itulah yang bikin aku belajar banyak. Yups, aku belajar tentang kejujuran dari seorang bakul sayur. Seorang perempuan paruh baya yang lebih dari separuh hidupnya berjualan di pinggir pasar koga. Lengkap dengan bakul sederhana yang telah menemaninya bertahun-tahun.

Berbeda dengan kita yang memiliki benda-benda bermerk lebih dari satu. Padahal benda-benda itu hanya dipakai sekali atau dua kali saja dalam satu minggu. Bakul sayur ini, memiliki satu benda yang ia gunakan sehari-hari untuk berjualan. Dan, ia hanya membeli yang baru saat yang ia gunakan telah rusak.

Ah, ini sih definitely definisi dari very frugal yak? wkwk

Ah, benarlah kata orang bijak bahwa orang yang kaya itu sesungguhnya adalah orang yang memiliki sedikit keinginan. Puas dengan apa yang sudah ia miliki. Nggak neko-neko. Dan, inilah yang bikin beliau hidup dalam gemilang kejujuran selama hidupnya.

Nilai diri manusia yang makin mewah di dunia yang kapitalis seperti sekarang. Duh, gayaku udah seperti ekonom aja ya? hehe

Anyway, sebagai pecinta produk sederhana, aku pun langganan beliau di pasar Koga. Dan, kebetulan juga, lapak ibu Yem ini tepat di samping lapak emakku di pasar. So, aku pun kenal bu Yem dan keluarganya.

Kejujuran sederhana bu Yem

Aku sering memperhatikan bu Yem melayani pembeli sayurnya. Pernah, sepasang suami istri belanja sayurnya, tapi bu Yem bilang begini, "ini sayuran kemarin, pak bu. Udah nggak begitu segar. Kalau mau, nggak pa pa.."

Dan, tentu saja, suami istri itu tidak jadi membeli. Saat itu, aku hanya mengerutkan dahiku. Heran. Kenapa bu Yem menyampaikan kondisi asli sayurnya. Toh, sayurnya masih bagus. Kalau jujur gitu, gimana mau dapat uang. 

Pelajaran berharga Kejujuran 

Aku pun mendapatkan jawaban sikap bu Yem pada keesokan hatinya. 

Hari itu, aku lihat seorang pembeli membeli sayur bu Yem. Ia bilang, "Bu, saya mau beli kol, wortel, kentang ya.. Masing-masing sekilo ya, bu. Tolong pilihkan yang bagus, bu." 

"Silakan pilih sayurnya, mbak. Supaya lebih puas..," kata bu Yem. 

Pembeli itu aku lihat tersenyum. "Saya percaya sama ibu kok.. Saya terkesan dengan kejadian kemarin.." Mendengar ucapannya, aku pun ingat mbak ini adalah orang kemarin nggak jadi beli, karena bu Yem bilang sayurnya sisa kemarin. 

Dan, kamu tahu, sejak itu orang tersebut jadi langganan bu Yem. Lalu, aku pun berpikir, apakah alasan kejujuran bu Yem adalah untuk menarik pelanggan? Atau apakah beliau punya alasan lain?

Arti Kejujuran bagi bu Yem

Aku tuh tipe orang yang pendiam. Tapi, itu hanya bagi orang yang belum mengenalku. Kata mereka, aku diam pas lagi tidur aja. wkwk. 

Sifat inilah yang membuatku sering bertanya pada bu Yem. Selain tentang cara masak ala kampung yang sering beliau praktikkan, aku pun bertanya tentang arti sikap jujurnya kemarin.

Aku juga bertanya, 'jika pembeli itu tidak pernah beli barang bu Yem, apakah tidak rugi?" 

Lalu, aku ingat jawaban bu Yem, "jujur itu nilai diri kita, mbak. Sedangkan, uang dan langganan atau teman dan keluarga baru itu adalah bonus. Jika, kita berharap kebaikan itu langsung dibalas, nanti kecewa. Yakin aja, jika jujur dan baik, Allah pasti kasih rezeki yang baik juga.' 

Ah, sebenarnya beliau nggak ngomong seperti itu juga sih. Bahasa penyampaiannya campur bahasa Jawa. Dan, aku nggak ingat secara verbatim wkwk. Tapi, aku pikir sense-nya yang kurasakan ya seperti itu. 

Dan, meskipun kami sudah jarang bertemu, aku masih ingat tentang kebaikannya. Beliau sekarang sudah nggak jualan sejak 2017an, karena kondisi kakinya. Bu Yem tinggal dengan anaknya di Metro sambil menikmati masa pensiunnya. 

Namun, kami masih saling berkunjung saat bu Yem main ke Karang. Rasanya senang sekali kalau bertemu beliau. Serasa bertemu keluarga yang lama tak berjumpa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Keseruan Kunjungan Industri Jakarta Jogja SMK BLK Bandar Lampung 2022

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi